Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terus mendorong industri pembuatan kapal dalam negeri untuk membantu Indonesia dalam memaksimalkan sumber daya perikanan yang ada, sebab Indonesia dinilai masih membutuhkan banyak kapal ikan untuk memaksimalkan produksi perikanan dari sumber daya yang dimiliki.
Adapun potensi lestari sumber daya ikan yang dimiliki Indonesia tercatat mencapai 12,54 juta ton per tahunnya atau senilai USD 20 Miliar per tahun. Menurut ketentuan internasional, dari total jumlah tersebut hanya 10 juta ton yang boleh dimanfaatkan per tahunnya atau sekitar 80 persen dari seluruh potensi lestari.
Sumber: okezone.com
Dari gambaran data tersebut, pengembangan usaha perikanan tangkap masih dinilai belum maksimal, namun memiliki potensi yang sangat baik. Itulah asalan mengapa dia mendorong peningkatan produksi kapal dalam negeri agar produktivitas perikanan juga akan turut meningkat.
Dilansir dari liputan6.com, berdasarkan catatan yang ada, terdapat sekitar 600.000 kapal penangkapan ikan di laut Indonesia yang mana sekitar 71 persennya berupa kapal motor dan yang berukuran di atas 30 GT hanya 1 persen saja.
“Indonesia masih butuh banyak kapal ikan untuk beroperasi dalam menangkap ikan. Presiden juga meminta industri perkapalan terus diperkuat sehingga dapat membantu dalam pergerakan industri perikanan,” ujar Edhy.
Edhy juga menegaskan, mendorong pertumbuhan industri kapal bukan berarti pihaknya memberikan izin terkait eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber daya laut Indonesia. KKP berkomitmen untuk mengajak para stakeholders untuk menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan yang sesuai dengan kesepakatan internasional agar ekosistem tetap terjaga.
Selain itu, KKP juga menciptakan inovasi dalam upaya memperkuat monitoring penangkapan ikan dengan menerapkan beberapa cara, seperti E-logbook, observer on board, VMS (Vessel Monitoring System), dan penguatan integrasi sistem perizinan pusat-daerah serta pendataan di pelabuhan perikanan.