top of page

Dampak Sortasi Manual vs Otomatis pada Efisiensi Ekspor Udang

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 17 jam yang lalu
  • 2 menit membaca

Udang yang diekspor harus melalui sortasi, yaitu proses memisahkan udang sesuai dengan ukuran dan kondisi fisiknya. Hal ini dilakukan demi menjaga kualitas produk, karena negara-negara tujuan ekspor hanya menginginkan udang yang sehat, tidak ada cacat sama sekali, serta memiliki ukuran yang seragam.

 

Walaupun teknologi sortasi otomatis telah tersedia, di Indonesia proses sortasi umumnya masih dilakukan secara manual. Perbandingan antara sortasi manual dan otomatis menunjukkan dampak signifikan terhadap efisiensi ekspor, baik dari segi waktu, biaya, maupun konsistensi mutu.


 

Sortasi Manual

Sortasi manual masih mengandalkan tenaga kerja manusia untuk memilah udang satu per satu. Bisa dibilang, proses ini sangat membutuhkan ketelitian dan kecepatan dari pekerja. Meski relatif murah dari segi biaya, sortasi manual memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

 

  1. Lambat: Seorang pekerja rata-rata hanya mampu menyortir beberapa kilogram udang per jam. Ketika harus bekerja dengan volume ekspor yang besar, maka hal ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama.


  2. Inkonstisten: Tingkat penilaian yang dilakukan manusia tentu tidak selalu konsisten. Standar ukuran atau kualitas bisa berbeda tergantung pengalaman dan kondisi fisik pekerja saat itu.

 

  1. Biaya Jangka Panjang: Memperkerjakan manusia awalnya memang terlihat murah, namun ketika beban kerjanya meningkat, maka pekerja juga harus disesuaikan. Penggunaan banyak tenaga kerja dalam jangka Panjang tentu akan menambah biaya operasional.

 

Selain itu, faktor kelelahan dan human error meningkatkan risiko cacat produk yang lolos sortir. Ini bisa berdampak negatif pada reputasi eksportir jika produk tidak sesuai spesifikasi buyer.

 

Sortasi Otomatis

Sistem sortasi otomatis mengandalkan sensor, timbangan digital, dan perangkat lunak untuk memilah udang secara cepat dan akurat. Mesin sortasi mampu menyortir puluhan kilogram udang per menit dengan tingkat keakuratan yang tinggi.

 

  1. Efisiensi Waktu: Kecepatan sortasi meningkat drastis, memungkinkan pengolahan volume besar dalam waktu singkat.

 

  1. Standar Mutu Terjaga: Mesin tidak mengenal lelah dan dapat diprogram untuk mengikuti standar kualitas internasional secara konsisten.

 

  1. Penghematan Jangka Panjang: Meski membutuhkan biaya awal yang tinggi, namun biaya operasional akan menurun, karena kebutuhan tenaga kerja jadi berkurang.

 

Teknologi sortasi otomatis memungkinkan pencatatan data secara langsung, sehingga proses pemantauan kualitas dan audit dalam rantai pasok menjadi lebih efisien.

 

Dampak pada Ekspor

Efisiensi dalam proses sortasi sangat memengaruhi daya saing produk udang di pasar global. Negara-negara pengimpor senantiasa memberlakukan standar mutu yang ketat. Dengan sortasi otomatis, eksportir dapat memenuhi permintaan kualitas secara konsisten, mengurangi klaim dan retur produk, serta mempercepat proses pengiriman.

 

Sementara sortasi manual mungkin masih relevan untuk produsen skala kecil, namun untuk ekspor dalam volume besar dan pasar premium, otomatisasi sudah menjadi kebutuhan. Tidak hanya efisien, tetapi juga mendukung keberlanjutan dan reputasi bisnis dalam jangka panjang.



Baca Juga

Comments


bottom of page