Menjaga fitoplankton pada tambak udang penting untuk dilakukan, sebab fitoplankton pada tambak udang memiliki beberapa peran penting yang secara langsung berhubungan dengan produktivitas tambak. Beberapa peran yang dimaksud meliputi:
Sumber: https://www.linkedin.com
Sumber Makanan Alami: Fitoplankton sendiri merupakan salah satu sumber makanan alami bagi udang, karena ia dapat menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan udang, terutama pada saat udang masih berbentuk larva hingga post larva.
Kualitas Air: Fitoplankton memiliki andil dalam menjaga kualitas air, terutama menjaga keseimbangan kadar oksigen terlarut. Fitoplankton dapat menghasilkan oksigen secara alami melalui proses fotosintesis, yang mana proses tersebut akan membantu memaksimalkan proses nitrifikasi yang berguna untuk mengurangi kadar amonia dan nitrit pada tambak.
Pengendalian Warna Air: Fitoplankton sendiri merupakan salah satu komponen penyusun warna air pada tambak. Fitoplankton baik dan jahat akan membentuk warna air yang berbeda. Warna air yang hijau muda menunjukkan keberadaan fitoplankton baik dengan kadar yang cukup, sementara warna air yang terlalu keruh atau berwarna coklat dapat menunjukkan bahwa populasi fitoplankton jahat telah mendominasi tambak.
Pengendalian Sedimentasi: Fitoplankton dapat membantu mengurangi kadar sedimentasi pada tambak dengan cara mengikat partikel-partikel organik di dalam air, sehingga mencegah terjadinya kondisi anaerob atau tanpa oksigen. Hal tersebut tentu sangat penting bagi tambak untuk menjaga kualitas dasar tambak dan mencegah kemunculan hidrogen sulfida.
Ketika populasi fitoplankton dipertahankan dengan baik (tidak kurang dan tidak lebih), maka produktivitas tambak akan tetap stabil. Namun, ketika fitoplankton mengalami kematian massal, hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah serius pada tambak. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi saat fitoplankton mengalami kematian massal:
Penurunan Kadar Oksigen Terlarut
Kematian massal fitoplankton akan menyebabkan fluktuasi kadar oksigen terlarut di dalam air tambak. Fitoplankton yang mati akan terurai oleh bakteri dan proses penguraian ini memerlukan oksigen, sehingga oksigen tambak yang hanya berasal dari kincir akan terserap demi memenuhi kebutuhan bakteri pengurai. Oksigen yang berfluktuasi atau tidak stabil ini dapat membuat stres dan berpotensi menyebabkan kematian pada organisme akuatik lainnya, termasuk udang.
Peningkatan Bahan Organik
Fitoplankton yang mati akan berkontribusi pada akumulasi bahan organik di dasar tambak. Peningkatan bahan organik ini dapat menyebabkan kondisi anaerob yang memicu peningkatan populasi bakteri jahat yang dapat menghasilkan gas beracun seperti hidrogen sulfida (H₂S). Gas ini sangat berbahaya bagi organisme akuatik, terutama udang vaname.
Perubahan pH Air
Penguraian bahan organik dari sisa-sisa kematian fitoplankton dapat menghasilkan asam organik pada air yang bisa menurunkan pH. Perubahan pH yang drastis harus dihindari, karena akan menyebabkan udang stres dan mengganggu proses fisiologis mereka.
Penurunan Kualitas Air
Kematian fitoplankton dapat menyebabkan penurunan kualitas air secara fisik, seperti timbulnya lendir serta berbau tidak sedap akibat proses pembusukan bahan organik. Selain itu, penurunan kadar oksigen dan perubahan pH juga dapat menyebabkan akumulasi senyawa beracun seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida, yang dapat merusak kesehatan udang dan organisme akuatik lainnya.
Penurunan Produktivitas Tambak
Semua dampak negatif di atas akan berujung pada penurunan produktivitas tambak. Udang dan organisme akuatik lainnya akan mengalami stres, pertumbuhan melambat, dan peningkatan risiko kematian. Hal ini tentu akan berdampak langsung pada hasil panen dan keuntungan petambak.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi petambak untuk melakukan monitoring kualitas air secara rutin dan mengambil tindakan pencegahan seperti meningkatkan aerasi, mengurangi pemberian pakan yang berlebihan, dan menjaga keseimbangan ekosistem tambak.
Baca Juga
コメント