Tambak udang sudah biasa dengan peristiwa sedimentasi. Sedimentasi sendiri merupakan istilah dari proses penumpukan partikel organik dan anorganik padat pada dasar kolam tambak. Selanjutnya, proses penumpukan partikel-partikel tersebut akan menghasilkan sebuah produk yang disebut dengan sedimen.
Sumber: shrimpfarm.tech
Dalam budidaya udang, sedimen sangat berperan penting terhadap tingkat kualitas air tambak. Semakin banyak sedimen yang ada pada dasar tambak, maka kualitas air akan semakin berpotensi mengalami penurunan.
Sumber Sedimen Tambak
Sebelum melihat kadar sedimen pada tambak dalam keadaan normal atau berlebih, sebaiknya terlebih dahulu Anda mengetahui asal dari sedimen itu sendiri. Beberapa sumber sedimen yang ada pada tambak udang.
Sisa Pakan
Terkadang, petambak memberi pakan terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan udang. Kebiasaan seperti ini akan banyak menimbulkan sisa pakan yang kemudian mengendap di dasar tambak. Sisa pakan ini merupakan salah satu sumber terbesar dari terbentuknya sedimen pada tambak.
Feses atau Kotoran Udang
Selanjutnya, pakan yang telah dikonsumsi oleh udang sebagian akan menjadi biomassa dan sebagian lagi menjadi feses atau kotoran. Feses udang ini akan tenggelam dan menumpuk ke dasar tambak bersamaan sisa pakan yang sebelumnya tidak termakan.
Organisme yang Mati
Seperti yang kita ketahui bahwa tambak merupakan ekosistem dengan banyak organisme hidup di dalamnya. Organisme-organisme seperti udang, zooplankton, fitoplankton, dan bakteri tinggal di sana. Saat organisme-organisme tersebut mati, maka mereka juga turut menjadi sumber sedimen yang mengendap di dasar tambak.
Erosi Tanah
Sumber sedimen selanjutnya ialah berasa dari tambak itu sendiri, tepatnya dinding tambak yang mengalami erosi. Tanah dinding tambak yang tererosi akan langsung jatuh ke dalam tambak, sehingga ikut turut mengendap dan menjadi sedimen di dasar tambak.
Sebagai petambak, Anda dituntut jeli dalam mengetahui kadar sedimen yang ada pada tambak Anda, apakah sedimen yang ada masih dalam keadaan normal atau sudah pada kondisi yang berlebihan. Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah sedimen pada tambak dalam keadaan optimal atau tidak? Berikut ini penjelasan singkatnya.
Kadar Sedimen Tambak yang Optimal
Penting bagi petambak untuk menjaga tingkat kestabilan dari sedimen yang ada pada tambak mereka. Sayangnya, untuk saat ini belum ada standar yang baku untuk tingkat sedimen yang ideal.
Namun, beberapa pedoman umum dapat membantu petambak untuk memperkirakan apakah sedimen masih dalam tahap normal atau sudah sangat berlebihan. Berikut ini beberapa pedoman yang dimaksud.
Kecerahan Air
Salah satu langkah untuk mengetahui kadar sedimen pada tambak ialah dengan melihat kecerahan air, sebab sedimen yang berlebihan akan membuat air tambak cenderung keruh. Maka dari itu, pastikan bahwa kecerahan air tambak yang Anda miliki masih dalam kisaran optimal, yaitu antara 20-40 cm.
Saat sudah dilakukan pengukuran, namun hasilnya ternyata kecerahan air kurang dari 20 cm, maka bisa dikatakan bahwa tambak tersebut sudah terlalu keruh. Kondisi ini bisa menandakan bahwa sedimen yang ada sudah terlalu banyak dan perlu pengelolaan khusus.
Kadar Amonia Meningkat
Saat penumpukan sedimen sudah berlebihan, maka akan memicu terjadinya kondisi anaerob yang berbahaya bagi udang. Akibat dari kondisi ini, proses nitrifikasi berjalan tidak maksimal, hingga pada akhirnya kadar amonia akan meningkat pesat. Sementara itu, kadar amonia yang baik untuk pembesaran udang ialah tidak lebih dari 0,1 ppm.
pH air Menurun
Kondisi anaerobik yang tercipta dari penumpukan sedimen yang terlalu banyak juga dapat menurunkan pH air tambak, sehingga air menjadi lebih asam. Ini disebabkan oleh sedimen yang terdiri dari bahan organik mengalami dekomposisi dan menghasilkan asam organik yang memicu penurunan pH air.
Kesimpulan
Untuk mengetahui tingkat keoptimalan sedimen tambak tidak bisa dilakukan secara langsung, sebab hingga saat ini belum ada nilai standar baku yang bisa dijadikan pedoman.
Namun, saat sedimen pada tambak sudah terlalu banyak, ia akan memicu terjadinya gangguan kestabilan terhadap beberapa parameter air, seperti meningkatnya kekeruhan air, kadar amonia yang tinggi dan penurunan pH air yang drastis. Beberapa parameter tersebutlah yang bisa digunakan oleh petambak untuk memperkirakan kadar sedimen pada tambak mereka.
Baca Juga
Comments