top of page

Cara Kerja Aquamimicry pada Budidaya Udang

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 18 Feb
  • 2 menit membaca

Aquamimicry adalah pendekatan inovatif dalam budidaya udang yang meniru ekosistem alami untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Metode ini bertujuan untuk menstimulasi ekosistem mikroba alami di tambak guna mendukung kesehatan dan pertumbuhan udang secara optimal.



Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ekologi, aquamimicry tidak hanya meningkatkan produktivitas tambak, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan antibiotik. Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja aquamimicry dalam budidaya udang.


1. Penciptaan Ekosistem Mikroba

Langkah pertama dalam aquamimicry adalah menciptakan ekosistem mikroba alami di tambak. Mikroba ini diperoleh melalui fermentasi sumber karbon, seperti dedak padi atau bahan organik lainnya yang dicampur dengan air dan probiotik.

 

Campuran tersebut difermentasi selama beberapa hari hingga muncul bau asam yang khas, menandakan aktivitas mikroba yang tinggi. Mikroba hasil fermentasi kemudian disebarkan ke dalam tambak untuk memicu perkembangan komunitas mikroorganisme alami yang bermanfaat.

 

2. Meningkatkan Kualitas Air secara Alami

Mikroba yang berkembang di dalam tambak memiliki peran penting dalam menjaga kualitas air. Mikroba ini membantu mengurai sisa pakan, kotoran udang, dan senyawa organik lainnya menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh fitoplankton.

 

Fitoplankton kemudian menjadi sumber makanan alami bagi udang. Dengan menjaga keseimbangan mikroba, aquamimicry dapat menjaga stabilitas pH, kadar oksigen terlarut, dan parameter kualitas air lainnya tanpa perlu bahan kimia tambahan.

 

3. Simbiosis dengan Udang

Aquamimicry mendorong terjadinya simbiosis antara udang dan mikroba di tambak. Mikroba yang menempel pada tubuh udang membentuk lapisan pelindung yang berfungsi sebagai tameng terhadap patogen berbahaya. Selain itu, mikroba juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh udang dengan memicu respons imun alami. Dengan adanya mikroba bermanfaat ini, risiko serangan penyakit seperti White Spot Syndrome Virus (WSSV) dapat diminimalkan.

 

4. Peningkatan Ketersediaan Pakan Alami

Dalam ekosistem alami, udang memakan berbagai mikroorganisme kecil seperti fitoplankton dan zooplankton. Aquamimicry meniru kondisi ini dengan mendorong pertumbuhan mikroorganisme secara alami di tambak.


Mikroba hasil fermentasi yang ditambahkan ke tambak akan memicu ledakan populasi fitoplankton dan zooplankton yang menjadi sumber pakan alami udang. Dengan demikian, kebutuhan pakan tambahan dapat dikurangi, sehingga menekan biaya produksi.


5. Pemeliharaan Berkelanjutan

Aquamimicry mendukung prinsip budidaya berkelanjutan dengan mengurangi limbah organik dan pencemaran air. Mikroba alami secara efektif mendaur ulang bahan organik di dalam tambak menjadi nutrisi yang bermanfaat. Selain itu, metode ini juga mengurangi ketergantungan pada antibiotik yang dapat memicu resistensi bakteri dan mencemari lingkungan.

 

Kesimpulan

Aquamimicry merupakan metode budidaya udang yang meniru ekosistem alami melalui pemanfaatan mikroba dan keseimbangan ekologi di tambak. Dengan menciptakan lingkungan yang menyerupai habitat asli udang, metode ini mampu meningkatkan produktivitas, menjaga kesehatan udang, dan menjaga kelestarian lingkungan. Penerapan aquamimicry tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mendukung budidaya udang yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

 


Baca Juga


Comments


bottom of page