top of page
  • Gambar penulisAudri Rianto

Campuran Ekstrak Lengkuas Merah pada Pakan Untuk Atasi White Feces Disease

Diperbarui: 13 Apr 2020

Udang menjadi komoditas utama pada ekspor perikanan Indonesia. Dalam proses budidayanya, tak jarang para petambak mengalami masalah, seperti munculnya berbagai penyakit. Sampai saat ini, penyakit masih menjadi kendala utama yang dapat menimbulkan kematian secara massal dan mendadak.

Kematian besar-besaran tentu menyebabkan kerugian yang tak terbendung, untuk pencegahan dan pengobatan menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan budidaya udang. Salah satu penyakit yang sampai saat ini menjadi momok bagi petambak adalah White Feces Disease atau penyakit kotoran putih pada udang.


Penyakit ini diketahui disebabkan oleh bakteri Vibrio sp yang dapat ditandai dengan menurunnya nafsu makan udang, sus terlihat mengalami perubahan warna menjadi putih bahkan kosong, kemudian adanya kotoran berwarna putih yang mengambang di permukaan air.

Munculnya penyakit WFD ini seringnya diakibatkan karena perlakuan budidaya yang kurang baik, seperti benih yang tidak sehat serta kualitas air yang tidak terjaga.

Segala upaya sudah dilakukan demi mengatasi penyakit ini, dan salah satunya yang paling sering dilakukan adalah mengurangi kepadatan produksi. Hal ini dinilai baik karena mampu menurunkan kandungan bahan organik pada tambak, sehingga kemungkinan vibrio akan tumbuh juga menjadi kecil. Penggunaan probiotik juga bisa dijadikan opsi untuk mengurangi partumbuhan vibrio pada tambak. Namun, kedua cara tersebut tidak sepenuhnya berhasil.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Juliana Marbun, dkk mengungkapkan bahwa ada satu bahan alami yang dapat digunakan untuk mengobati WFD pada udang. Bahan alami yang dimaksud adalah lengkuas merah. Ekstrak rimpang lengkuas dilaporkan dapat menghentikan laju pertumbuhan bakteri vibrio.

Pada penelitian tersebut, ekstrak lengkuas merah tersebut dicampur pada pakan yang selanjutnya dibagi menjadi 5 perlakuan. Perlakuan A 0 g/kg pakan pada udang sehat, Perlakuan B 0 g/kg pakan pada udang sakit, Perlakuan C 7,5 g/kg pakan, Perlakuan D 10 g/kg pakan, Perlakuan E 12,5 g/kg pakan.

Hasil



Semua perlakuan memberikan nilai survival rate atau keberlangsungan hidup yang berbeda-beda. Pemberian ekstrak rimpang lengkuas merah memberikan pengaruh terhadap tingkat Survival Rate (SR). Jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol sakit, SR setiap perlakuan terlihat lebih tinggi, dan pada perlakuan E dengan campuran ekstrak rimpang lengkuas merah 12,5 gram memiliki nilai SR yang setara dengan perlakuaan kontrol sehat.

Perlakuan B memiliki nilai SR paling rendah karena udang sakit dipelihara tanpa diberikan tindakan penanganan, sehingga udang menjadi lemah yang berujung pada kematian. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak dengan dosis 12,5 gram menjadi lebih optimal dalam menangani udang yang sakit akibat WFD.

5.689 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page