Bioassay untuk Mengidentifikasi Air Tambak yang Berpotensi Toksik
- Redaktur: Audri Rianto
- 19 Jun
- 2 menit membaca
Faktor penentu keberhasilan budidaya udang terletak pada kondisi air pada tambak. Udang membutuhkan kualitas air yang ideal untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan hidup dengan baik. Kualitas air pada tambak merupakan sesuatu yang kompleks, meskipun rutin dilakukan pengamatan, tetap saja tidak semua kontaminasi atau toksisitas dapat terdeteksi pada alat ukur konvensional.

Sumber: indiamart.com
Untuk mendeteksi kualitas air tambak secara akurat bisa dilakukan dengan metode bioassay, karena langsung memanfaatkan organisme hidup, yaitu benur udang. Bioassay akan memberikan gambaran secara nyata bagaimana organisme merespon terhadap air tambak.
Dengan demikian, metode ini bisa dikatakan sangat penting untuk mencegah kerugian besar akibat dari ancaman zat toksik yang tersembunyi dalam air tambak.
Mengapa Air Tambak Bisa Menjadi Toksik?
Air tambak bisa menjadi toksik karena beberapa faktor, seperti akumulasi limbah organik yang berasal dari pakan tak termakan yang tercampur dengan kotoran udang sehingga membentuk senyawa beracun seperti amonia dan nitrit dengan konsentrasi tinggi.
Selain itu, toksisitas bisa terjadi karena penggunaan bahan kimia secara berlebihan, seperti desinfektan, kapur bahkan obat-obatan serta bisa juga disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogen melalui saluran air.
Tujuan Bioassay untuk Deteksi Toksisitas
Secara garis besar, bioassay bertujuan untuk melihat kelayakan air tambak, apakah air tambak aman dan tidak beracun bagi udang. Kelayakan ini dapat dilihat dari respon benur, saat banyak benur yang mati, maka air dinyatakan belum layak sehingga perlu tindakan koreksi.
Metode Bioassay untuk Uji Toksisitas
Berikut panduan pelaksanaan bioassay dalam rangka mengidentifikasi air tambak yang mungkin bersifat toksik.
1. Ambil Sampel Air Tambak
Ambil air dari petakan tambak yang akan diuji, lakukan pengambilan air pada bagian permukaan dan dasar tambak.
2. Siapkan Wadah Uji
Tempatkan air ke dalam wadah uji, bisa berupa ember, baskom, atau akuarium kecil.
3. Gunakan Benur Sehat
Masukkan benur udang yang sehat ke dalam wadah yang sudah diisi air tambak tadi. Masukkan benur sebanyak 10–25 ekor untuk setiap wadah.
4. Observasi Selama 24–96 Jam
Amati perilaku benur, apakah mereka berenang normal atau malah menunjukkan tanda-tanda stres seperti mengambang, berenang tidak seimbang atau bahkan mati.
5. Analisis Hasil
Jika lebih dari 10% udang yang mati atau menunjukkan gejala stres dalam 24 jam, maka air dianggap tidak layak dan kemungkinan toksik, sehingga diperlukan tindakan koreksi terhadap kualitas air.
Kesimpulan
Bioassay adalah teknik sederhana namun ampuh untuk mendeteksi toksisitas air tambak secara langsung. Metode ini akan melindungi petambak dari kerugian akibat kematian udang yang tiba-tiba dan tak terduga. Dalam budidaya udang modern, bioassay sebaiknya dijadikan prosedur standar sebelum setiap siklus budidaya dimulai.
Baca Juga
Comentarios