Indonesia merupakan negara tropis, yang mana sudah pasti curah hujan per tahunnya sangat tinggi. Hujan sendiri sangat mempengaruhi produktivitas tambak, mengingat Indonesia merupakan salah satu penghasil udang terbesar di dunia, maka curah hujan yang tinggi menjadi salah satu tantangan yang cukup berat bagi para petambak.
Sumber: delosaqua.com
Terlebih lagi kebanyakan tambak yang ada di Indonesia berada di luar ruangan atau outdoor yang membuatnya menjadi lebih rentan terhadap guyuran hujan. Sebenarnya, apa sih yang akan terjadi pada tambak jika hujan turun terus-menerus? Berikut ini penjelasan singkatnya kami rangkum untuk Anda.
Kualitas Air Terganggu
Hujan dengan intensitas yang tinggi dan terjadi selama berhari-hari dapat mengganggu kestabilan kualitas air. Beberapa parameter air akan mengalami gangguan, yang pertama sudah pasti suhu air. Ketika hujan datang, suhu air di tambak akan turun sekitar 5-6 derajat celcius. Untuk diingat bahwa suhu ideal air pada tambak adalah 27-31 derajat, apabila terjadi penurunan sebanyak 5-6 derajat, maka akan mengganggu aktifitas udang.
Selanjutnya, pH air akan mengalami penurunan sehingga membuat air tambak cenderung asam. Air hujan biasanya memiliki pH yang cenderung rendah, sekitar 5 hingga 6, khususnya di wilayah non-industri. Oleh karena itu, hujan dapat menurunkan pH air tambak, terutama karena kandungan ion karbonat, sulfat, dan nitrat.
Salinitas juga akan mengalami penurunan, karena air hujan bersifat tawar dan cenderung memiliki pH rendah. Oleh karena itu, hujan dapat menurunkan salinitas air tambak. Densitas air hujan yang lebih rendah membuatnya cenderung berada di permukaan air.
Tingginya volume air hujan yang masuk ke dalam tambak akan menyebabkan pengenceran salinitas dan kesadahan akibat penurunan konsentrasi ion dalam air. Jika kondisi ini terjadi saat udang berada dalam fase molting, prosesnya bisa terganggu, terutama pada fase post-molting ketika udang memerlukan penyerapan mineral kalsium dan magnesium untuk membentuk cangkangnya.
Hujan yang turun secara berlebihan juga akan menurunkan kadar oksigen terlarut terutama pada area dasar tambak. Hal ini terjadi akibat dari menurunnya aktifitas plankton dalam memproduksi oksigen, sehingga hal itu juga secara tidak langsung mempengaruhi kondisi tambak.
Konsumsi Pakan Berkurang
Saat kualitas air tambak mengalami penurunan, maka metabolisme udang juga akan mengalami hal yang sama. Metabolisme yang menurun membuat udang menjadi tak mau makan. Nafsu makan udang menurun, sehingga konsumsi pakan akan berkurang. Sayangnya, kondisi ini bisa memicu terjadinya overfeeding, sehingga banyak sisa pakan yang nantinya akan mengendam di dasar tambak. Tidak hanya itu, karena udang jadi tak mau makan, maka pertumbuhannya juga akan terhambat atau lambat.
Meningkatnya Risiko Terinfeksi Penyakit
Perubahan kondisi lingkungan yang disebabkan oleh musim hujan dapat memicu meningkatnya pertumbuhan patogen penyebab penyakit. Terlebih lagi jika udang stres akibat perubahan lingkungan yang terjadi secara tiba-tiba lebih rentan terhadap infeksi, sehingga memperparah kondisi kesehatan udang Anda.
Dengan memahami perubahan yang dapat terjadi pada tambak saat musim hujan tiba, petambak dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan pertumbuhan udang yang optimal dan menjaga kualitas air tambak.
Baca Juga
Comentários