Bakteri vibrio menjadi salah satu penyebab udang mengalami gangguan kesehatan. Bakteri vibrio sering muncul pada tambak secara berkoloni. Walaupun tidak mengakibatkan udang mati secara langsung, ternyata bakteri vibrio ini dapat mengeluarkan senyawa beracun yang dapat mengganggu udang.
Senyawa beracun tersebut diketahui dapat membuat udang tidak nafsu makan hingga akhirnya mati. Masih banyak petambak kewalahan dalam menghadapi koloni vibrio pada tambaknya. Menurut penelitian, padat tebar ternyata menjadi salah satu faktor penyebab munculnya bakteri vibrio pada tambak.
Sumber: liputan6.com
Penelitian tersebut dilakukan oleh 3 orang mahasiswa dari Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana. Penelitian dilakukan untuk total bakteri dan kelimpahan vibrio pada tambak dengan padat tebar yang berbeda.
Penelitian dilakukan pada 3 petak tambak berbeda dengan padat tebar yang juga berbeda. Petak pertama (K) memiliki padat tebar sebanyak 200 ekor/m2, tambak kedua (P1) memiliki padat tebar sebanyak 500 ekor/m2, dan tambak ketiga (P2) memiliki padat tebar sebanyak 750 ekor/m2.
Penelititian ini dilakukan dengan sistem resirkulasi tertutup selama 60 hari. Untuk pengaplikasian probiotik, pada kolam K probiotik diberikan melalui oral, yakni lewat pakan dan air budidaya adalah 0,05 ppm. Sedangkan untuk kolam P1 dan P2 probiotik hanya diberikan melalui air budidaya dengan dosis yang sama.
Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa jumlah total bakteri tertinggi pada air terdapat pada kolam P2 dengan jumlah rata-rata 2,1 x 102 CFU/ml sedangkan yang terendah terdapat pada kolam K dengan jumlah rata-rata 1,2 x 104 CFU/ml.
Sedangkan untuk jumlah total bakteri tertinggi pada tubuh udang terdapat pada kolam K dan yang terendah pada kolam P2. Untuk kelimpahan vibrio pada air, kolam P1 menjadi yang tertinggi dengan rata-rata 2,8 x 103 CFU/ml sedangkan yang terendah terdapat pada kolam P2 dengan rata-rata 3,7 x 102 CFU/ml
Untuk kelimpahan vibrio tertinggi pada tubuh udang terdapat pada kolam K dengan rata-rata 2,0 x 103 CFU/ml, sedangkan yang terendah ada pada kolam P2 dengan rata-rata 8,5 x 102.
Sumber: Bagus Anjasmara a*, Pande Gde Sasmita Julyantoroa, Endang Wulandari Suryaningtyasa
Baca Juga: