Perum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) menegaskan bahwa mereka berharap bias menjadi “bulog” bagi sektor perikanan. Hal tersebut telah diungkapkan oleh Direktur Utama Perum Perindo, Farida Mokodompit.
Pasalnya, Perum Perindo harus mampu menjaga stabilitas harga, sekaligus menyerap ikan yang dihasilkan dari produksi para nelayan. Harapannya ialah ketika panen berlimpah maka harga jualnya tidak mengalami penurunan. Jadi akan ada nilai tambah yang diberikan kepada para nelayan.
Sumber: tribunnewswiki.com
Dia juga turut mengatakan, sebagai badan usaha milik negara, Perum Perindo memiliki dua misi yakni sosial dan dan profit oriented, sehinga ketika para nelayan tidak dapat menjual hasil produksi yang mereka peroleh karena terkendala harga atau tidak ada transportasi, Perum Perindo hadir untuk menampungnya.
Untuk memuwujudkan hal itu, Perum Perindo tahun ini menargetkan produksi ikan dan hasil laut lainnya sebanyak 28.500 ton. Angka ini baru 0,25% dari target produksi nasional yang sebanyak 15,44 juta ton.
Target 28.500 ton ini terdiri dari target perdagangan ikan dan hasil laut sebanyak 25.003 ton, tangkapan sebanyak 2.013 ton serta budidaya sebanyak 1.484 ton. Hasil produksi tersebut telah diekspor di beberapa negara seperti Jepang, Cina, Vietnam, dan Taiwan. Hingga saat ini, ekspor ke Jepang masih mendominasi dibandingkan dengan negara lainnya.
“Jepang untuk tahun ini sedang meminta ikan tuna sebanyak 1.000 ton, itu hanya dari satu buyer,” tutup Farida.