top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

Kemarau Picu Kenaikan Salinitas pada Tambak


Budidaya udang sangat bergantung pada kadar salinitas air. Sebab, tanpa adanya salinitas, udang tidak akan mampu hidup normal. Namun, kadar salinitas pada air tambak juga harus pada kadar yang wajar, tidak kurang dan tidak lebih.

Diketahui, kadar salinitas air tambak yang baik untuk budidaya udang vaname ialah 15-25 ppt, sedangkan untuk udang windu ialah 20-25 ppt. Sudah menjadi tugas pembudidaya untuk senantiasa mengontrol salinitas agar kadarnya tetap dalam keadaan normal. Sebab, jika salinitas di bawah atau di atas kadar rekomendasi, maka pertumbuhan udang menjadi tidak normal.

Sumber: replubika.co.id

Pengontrolan kadar salinitas tidak dilakukan secara asal-asalan. Pembudidaya membutuhkan alat yang dapat secara akurat menunjukkan kadar salinitas pada air tambaknya. Salinity Refractometer merupakan alat yang tepat untuk digunakan dalam memantau kadar salinitas pada tambak.

Fluktuasi salinitas dapat terjadi karena beberapa faktor, namun umumnya dipengaruhi oleh keadaan iklim. Cuaca panas menjadi faktor terbesar dalam meningkatkan salinitas pada tambak.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara tropis dengan dua musim, yakni musim penghujan dan kemarau. Untuk itu, kemarau menjadi pemicu utama meningkatnya salinitas yang ada pada tambak udang.

Kenaikan salinitas terjadi akibat penyusutan volume air tambak, sehingga kristal garam yang dihasilkan oleh air yang menguap menjadi lebih pekat. Akibatnya, air akan menjadi semakin asin dan salinitas semakin meningkat.

Penanganan yang tepat harus segera dilakukan setelah tambak terindikasi mengalami kenaikan salinitas, sebab jika tidak dilakukan dengan segera udang akan mengalami kematian secara perlahan dan serentak.

Baca Juga:

188 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page