top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

Daya Saing Produk Perikanan Beku Indonesia Masih Kurang


Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menilai daya saing ekspor produk perikanan beku masih dinilai kurang dan perlu ditingkatkan. Menurut AP5I, produk perikanan beku Indonesia masih sangat tertinggal jauh di belakang dari negara lainnya.

Sumber: republika.co.id

Budhi Wibowo, selaku Ketua Umum AP5I mengatakan bawah produk-produk kemasan beku yang diekspor oleh Indonesia umumnya hanya berupa ayam dan daging sapi. Sedangkan negara pesaing, seperti Thailand sudah mengemas produk perikanan dalam kemasan beku yang siap saji.

“Thailand impor ikan dari Indonesia dalam bentuk segar, kemudian mereka ekspor dalam bentuk yang sudah disteam dan ready to eat, dan ekspornya kini sudah ke seluruh dunia”, ujar Budhi.

Ia juga menjelaskan agar perusahaan olahan makanan siap saji harus mulai merambah para produk perikanan beku yang siap saji. Menurutnya, pasar ekspor ikan segar sudah ada pasarnya sendiri, sedangkan ekspor perikanan beku masih kurang. Padahal, potensinya sangat besar untuk mencapai puluhan juta ton.

Oleh sebab itu, AP5I dalam dua tahun terakhir telah mengusulkan strategi pengembangan perikanan budidaya agar bisa bersaing dengan negara kompetitor melalui konsentrasi terhadap jenis ikan tertentu.

Menurutnya, ekspor perikanan budidaya haruslah fokus pada spesies tertentu, misalnya udang dan ikan bandeng menjadi komoditas yang harus diprioritaskan. Sementara untuk air tawar, ikan patin dan lele menjadi spesies yang memiliki potensi dalam meningkatkan daya saing ekspor.

Budhi mengaku bahwa pemasaran makanan siap saji dari produk ikan di Indonesia bukanlah hal yang mudah, karena masyarakat Indonesia belum terbiasa dengan hal tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan makanan siap saji harus dapat menghasilkan produk makanan yang lezat yang dapat menyaingi rasa daging ayam dan sapi.

“Di Indonesia peluangnya adalah ikan patin atau ikan bandeng yang kira-kira dari segi rasa dan harga bersaing. Saya harap pasar ini dapat kita garap dan dapat dipasarkan dari lokal hingga ekspor”, tambahnya.

Dari data KKP (Kemtenterian Kelautan dan Perikanan), jenis produk perikanan budidaya yang biasa digunakan dalam ketahanan pangan adalah ikan patin, gurame, bandeng dan lele.

Dalam kurun waktu 2015 hingga 2018, volume perikanan budidaya meningkat rata-rata sebesar 3,36 persen. Komoditas yang meningkat secara signifikan adalah udang 32,68%, gurame 35,04%, lele 24,66%, kakap 19,26% dan nila 12,85%.

Baca Juga:

155 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page