Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat hingga akhir tahun ini, ekspor perikanan sudah mencapai USD 5 Miliar atau naik 10 persen dari tahun sebelumnya, sebesar USD 4,52 Miliar.
Dari jumlah tersebut, diketahui udang menyumbang nilai paling besar, yaitu mencapai USD 1,8 Miliar dengan volume 180.000 ton.
Sumber: rmolsumsel.com
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, dalam 2 hingga 3 tahun mendatang pihaknya akan terus berupaya meningkatkan ekspor udang nasional.
“Target kami bisa meningkatkan ekspor udang agar nilainya dapat mencapai USD 2,8 Miliar untuk 2 hingga 3 tahun mendatang”, ungkap Rifky.
Untuk dapat mencapai target tersebut dibutuhkan volume ekspor tambahan sekitar 100.000 ton. Untuk itu, PDSPKP tengah bekerjasama dengan pihak Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP demi meningkatkan produksi udang budi daya dalam negeri.
Selain mendongkrak produksi udang, Rifky juga mengatakan, KKP juga berusaha mendongkrak produksi ikan lainnya seperti tuna yang berada di urutan kedua terbesar penyumbang nilai ekspor. Kemudian diikuti oleh cakalang dan tongkol serta rumput laut.
Adapun pangsa pasar ekspor tersebut, Amerika Serikat masih menjadi pasar utama. Menurutnya, ekspor udang Indonesia merupakan yang terbesar kedua setelah India yang dipasarkan ke Amerika Serikat.
Selain AS, Eropa juga masuk sebagai target pasar udang Indonesia. Untuk saat ini, Indonesia berapa pada urutan ke 16 pengekspor udang di benua tersebut.
“Selain AS, Eropa memiliki peluang yang sangat besar, maka dari itu harus kita garap maksimal mulai tahun depan”, tambahnya.
Tak hanya ekspor, menurut Rifky hal yang tak kalah penting untuk ditingkatkan adalah tingkat konsumsi ikan dalam negeri. Sekedar informasi, angka konsumsi ikan Indonesia sudah mulai mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimulai dari tahun 2016. Harapannya, tingkat konsumsi ikan dalam negeri ini akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: