Ikan nila merupakan salah satu ikan yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi. Selain rasanya yang nikmat, ikan nila juga mengandung nutrisi yang diperlukan bagi tubuh, salah satunya adalah protein. Tidak hanya itu, harga ikan nila juga relatif murah, sehingga masyarakat dari kalangan bawah hingga atas dapat menikmatinya.
Sumber: farmingmethod.com
Namun, tidak selamanya ikan nila dapat memberikan manfaat yang baik bagi tubuh manusia. Beberapa ikan nila hasil budi daya memiliki risiko kesehatan yang patut diwaspadai oleh masyarakat.
Beberapa risiko kesehatan yang bisa diakibatkan dari mengonsumsi ikan nila adalah sebagai berikut.
Memicu peradangan dan asma
Sumber: medicalnewstoday.com
Hal tersebut dapat terjadi, karena kandungan asam lemak omega 6 lebih tinggi daripada asam lemak omega 3. Apa itu asam lemak omega 3 dan omega 6?
Asam lemak omega 3 adalah asam lemak baik yang memiliki pengaruh baik dalam hal penurunan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol darah dan mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia.
Sedangkan asam lemak omega 6 adalah asam lemak tak jenuh jamak yang bersifat esensial. Namun, konsumsinya secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan peradangan tubuh, hal inilah yang dapat memicu penyakit jantung.
Perbandingan kandungan omega 3 dan omega 6 pada ikan nila adalah 1 banding 11. Sementara, untuk mencukupi kebutuhan manusia yang baik adalah 4 banding 2.
Ikan nila dapat memicu penyakit kanker
Sumber: standardmedia.co.ke
Hal ini didasari dari beberapa laporan yang dikutip dari cnnindonesia.com, peternak ikan nila di Cina kerap memberikan pakan ikan nila berupa kotoran binatang ternak, seperti ayam, bebek, dan babi.
Dengan demikian, mengonsumsi ikan nila dengan cara budi daya seperti itu tentu saja dapat meningkatkan risiko terkena kanker sebesar 10 kali lebih besar dibanding dengan mengonsumsi ikan nila hasil tangkapan dari alam liar.
Laporan tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Economic Research Service of the U.S. Department of Agriculture (USDA) yang juga diwartakan oleh www.snopes.com.
Tidak hanya itu, Bloomberg juga pernah melaporkan bahwa praktik penggunaan kotoran hewan sebagai pakan ikan di Cina juga merajalela. Hal tersebut juga menjadi perhatian Amerika Serikat yang merupakan pengimpor hampir 70 persen ikan nila dari negara itu.
Mengandung Pestisida dan bahan kimia
Budi daya ikan nila sering terlihat penuh sesak. Dengan keadaan seperti itu, ikan nila tentu sangat rentan terhadap penyebaran hama dan penyakit. Dari kejadian itu, lantas peternak secara sering memberikan antibiotik secara berlebihan.
Tak jarang, peternak kedapatan memberikan obat anti kutu dan masalah umum lainnya pada ikan-ikan tersebut. Memang pemberian zat-zat tersebut efektif untuk mengurangi penyakit pada ikan nila, namun menjadi berbahaya bagi manusia yang mengonsumsinya.
Salah satu zat yang sering didapatkan pada ikan nila adalah Dibutylin. Diketahui, zat tersebut banyak digunakan di industri pembuatan plastik. Jika dikonsumsi manusia, bahan beracun ini dapat menyebabkan peradangan serta penurunan kekebalan tubuh.