top of page
Redaktur : Maulina Siregar

Jepang Terapkan Proyek Budidaya Perikanan Lepas Pantai yang Pertama


Offshore aquaculture atau budidaya perikanan lepas pantai (budidaya di laut terbuka) adalah jenis budidaya di mana ikan dipindahkan ke jarak tertentu di lepas pantai. Masih sedikit yang mempraktikkan bentuk offshore aquaculture ini mengingat teknologi yang diterapkan bisa dibilang tak mudah. Meski demikian, terdapat harapan yang tinggi bahwa offshore aquaculture semakin digalakkan untuk memenuhi permintaan perikanan yang semakin bertambah.

Dan, kini Jepang, mengumumkan akan membangun budidaya perikanan lepas pantai skala besar pertama di Negeri Sakura tersebut. Untuk mewujudkan rencana tersebut, maka kondisi lingkungan perairan harus mendukung. Seperti kualitas air di laut terbuka, kadar oksigen, pengurangan polisi, eutrofikasi, penyebaran limbah terlarut dan partikulat.

Budidaya perikanan lepas pantai. Foto: www.worldfishing.net

Seperti dikutip dari The Fish Site, Selasa (13/12/2016), sistem budidaya perikanan lepas pantai ini menawarkan beberapa keunggulan di antaranya dapat menahan gelombang air laut setinggi 7 meter, dan kecepatan psang surut air laut hingga 2 knot. Diperkirakan budidaya lepas pantai ini juga dapat memberikan hasil produksi 10hingga 25 kali lipat, jika kepadatan tebar dibatasi.

Pada Oktober 2016, perusahaan Jepang Nippon Steel & Sumikin Engineering Co Ltd yang terkenal di bidang usaha pengembangan gas dan minyak lepas pantai, sekarang mulai merancang dan menginstal paltform budidaya perikanan lepas pantai.

Menggunakan sistem prototipe, uji verifikasi, proyek budidaya perikanan ini mulai dilakukan pada Desember 2016 hingga Mei 2017 di pusat pengembangan ikan Salmon, di kawasan Tottori, Jepang bagian Barat. Pengujian diterapkan dengan mengembangkan jenis ikan coho salmon di Miho Bay, sekitar 3 km di lepas pantai Sakaiminato. Jika tes ini berhasil, maka budidaya perikanan lepas pantai akan memegang kunci penting dalam industri perikanan Jepang.

Platform budidaya lepas pantai ini menggunakan menara baja setinggi 18 meter dan terpasang pada dua tangki besar. Tangki tersebut berfungsi untuk menyimpan makanan yang akan dikonsumsi coho salmon. Tangki dapat menyimpan makanan tiga sampai tujuh hari. Menara tersebut memiliki blower yang terhubung ke sistem perpipaan bawah laut yang membentang sekitar 150 meter- 400 meter. Makanan untuk ikan akan dikirimkan melalui saluran pipa yang terkait dengan pengumpan otomatis, menggunakan udara terkompresi.

Dengan teknologi yang serba terkomputerisasi dan built in sensor, sistem ini juga akan dapat mengukur tingkat nafsu makan ikan menggunakan pakan buatan. Berapa banyak gigitan ikan dalam sekali makan, akan membantu petambak menentukan kualitas limbah pakan. Atau memastikan jumlah pakan sesuai dengan tingkat kelaparan ikan.

Dengan kata lain, selama periode pengujian budidaya lepas pantai, indikator penting yang juga tak boleh dilewatkan adalah kuantitas pakan dan limbah pakan. Khususnya bagaimana mentransfer tepung ikan dari dan ke tangki penyimpanan. (*)

Baca Juga:

Hubungi Customer Sales Representative kami di

Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 6065 5496 Up. Teguh Raharjo

990 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page