top of page
  • Redaktur : Maulina Siregar

Memanfaatkan Gas Metana Limbah Cair Kelapa Sawit untuk Sumber Listrik


Limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) merupakan sumber utama dari pencemaran air sungai atau danau. Dalam proses penggilingan kelapa sawit, limbah cair/POME ini dihasilkan dari sterilisasi tandan buah kelapa sawit yang dilanjutkan dengan hydro siklon.

Secara fisik bentuk POME ini adalah cairan kental dengan padatan tersuspensi, yang memiliki kadar pH antara 4-5. Limbah cair kelapa sawit memiliki sifat polusi tinggi, dengan rata-rata kandungan biochemical oxygen demand (BOD) sebanyak 25.000 mg/l. Serta kandungan chemical oxygen demand (COD) 55.250 mg/l. Maka, sangat tidak dianjurkan debit langsung POME ke lingkungan perairan.

Selama 20 tahun terakhir, teknik yang tersedia untuk pengolahan limbah cair/POME adalah sistem pengolahan biologis yang terdiri atas sistem anaerobik, fakultatif dan kolam aerobik. Lebih dari 90 persen pabrik kelapa sawit di negeri ini mengadopsi sistem ini. Dan sebagian sisanya masih ada yang memiliki pengolahan dengan tank terbuka.

Terdapat potensi yang tersembunyi dari kandungan limbah cair/POME. Gas metana (CH4) yang terdapat dalam POME dapat diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan energi pembangkit listrik, serta dapat mengurangi efek gas rumah kaca.

Limbah Cair Kelapa Sawit

Buangan limbah cair pada proses pengolahan minyak kelapa sawit. Foto : http il8.picdn.net

Usaha ini harus diimplementasikan hanya dengan keterlibatan dan komitmen pemerintah, seluruh perusahaan kelapa sawit dan kemitraan dengan pihak lain. Karena langkah ini memberikan dampak besar, memberi kesempatan bagi masyarakat luas untuk mengakses listrik yang terjangkau dan dapat diandalkan. Bahkan, pengolahan POME dapat menguntungkan perusahaan sawit itu sendiri.

Dikutip dari The Jakarta Post, penelitian yang dilakukan di Malaysia, meski semua pabrik kelapa sawit dilengkapi dengan turbin uap untuk menghasilkan listrik, banyak pabrik yang tidak beroperasi 24 jam per hari. Sebab pengolahan setiap ton tandan sawit segar memerlukan listrik kapasitas 3-11 kilowatt/jam (kwh). Di sisi lain, karena banyak dari pabrik kelapa sawit yang berada di area terpencil, dan tidak terhubung langsung dengan jaringan listrik PLN, defisit listrik pabrik dipasok oleh generator diesel.

Dengan memanfaatkan gas metana yang dihasilkan limbah cair kelapa sawit sebagai biogas, pabrik kelapa sawit dapat menghasilkan listrik dengan biaya Rp 700-Rp900 per kWh. Atau kurang dari setengah biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan generator diesel. Tak terbantahkan, pengolahan biogas dari limbah cair ini merupakan energi yang murah dan bisa diandalkan untuk desa sekitar pabrik kelapa sawit.

Pengolahan gas metana dari limbah cair kelapa sawit ini juga dapat menghemat cadangan devisa negara untuk mengurangi pengeluaran impor bahan bakar diesel.

Diperkirakan, limbah cair sawit yang dihasilkan dapat diubah menjadi biogas untuk energi listrik dengan kapasitas 3,3 juta MWH per tahun. Jika dirinci, berarti dapat mengurangi 1,3 juta kiloliter minyak solar per tahun, atau sekitar 4 persen dari volume impor diesel tahunan. Negara dapat menghemat 1-1,3 miliar dolar AS cadangan devisa per tahun. (*)

Baca Juga:

Jual Turbo Jet Aerator

Hubungi Sales Representative kami.

HP: 0823 6063 6356 / 0823 8382 6661

Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia

1.441 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page