top of page
  • Redaktur: Maulina Siregar

Empat Dasar Protokol Manajemen Pakan pada Tambak Udang


Jika peternak udang ingin terus menerus menjalankan bisnis yang menguntungkan, maka perlu meningkatkan efisiensi ekonomi serta memperhatikan kualitas lingkungan. Dengan demikian industri budidaya udang dapat berkelanjutan. Satu faktor yang memegang peranan penting adalah manajemen pakan. Menerapkan manajemen pakan yang baik, berarti petambak udang telah mengurangi ketergantungan terhadap tepung ikan, mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan mengurangi kebutuhan untuk aerasi. Mengaplikasikan manajemen pakan yang terstruktur dalam budidaya udang adalah satu bentuk investasi jangka panjang yang menguntungkan.

Budidaya udang putih (Vaname).

Sayangnya, manajemen pakan pada budidaya udang bukan sekadar soal ilmu praktis, melainkan seni karena banyak faktor yang mempengaruhi. Seni tersebut meliputi kemampuan dan wawasan petambak mengenai biomassa, kebutuhan gizi harian, serta target untuk mendapatkan pertumbuhan maksimal. Seperti dikutip dari The Fish Site, ada berbagai metode yang digunakan untuk memperkirakan input pakan pada budidaya udang, khususnya udang putih (udang Vaname). Terlepas dari metode yang digunakan, semua protokol manajemen pakan setidaknya harus mencakup pertimbangan berikut:

Perencanaan pemberian pakan

Input harian harus masuk akal dan harus mempertimbangkan pertumbuhan udang serta kapasitas daur ulang nutrisi dari ekosistem tambak. Pertumbuhan udang dapat diperkirakan berdasarkan sampel mingguan. Input pakan harian sebaiknya tidak melebihi kemampuan kolam atau tambak untuk mengasimilasi produk sampingan dan untuk mempertahankan tingkat oksigen terlarut yang cukup.

Ketika jumlah pemberian pakan melebihi daya dukung alam kolam, maka kualitas air memburuk. Meskipun daya dukung akan bervariasi dengan faktor lingkungan setempat, perhitungan jumlah pakan yang dapat ditolerir pada kolam atau tambah udang adalah 25-30 kg/ ha/ hari. Bila aerasi terus dilakukan teratur pada malam hari, jumlah pakan dapat dipertahankan di kisaran hingga 100- 120 kg/ha/hari.

Aerasi yang teratur dilakukan untuk mencegah penipisan oksigen terlarut, dan sejalan dengan pembatasan tingkat ammonia.

Distribusi pakan

Pemberian pakan beberapa kali dalam sehari disarankan pada budidaya udang Vaname. Sebab udang makan secara perlahan namun hampir terus menerus. Meningkatkan frekuensi pakan juga dapat mengurangi pembersian hara di dalam air. Berdasarkan beberapa riset, dianjurkan untuk memberi pakan udang dua sampai empat kali sehari. Tapi, terkadang kondisi ini juga harus disesuaikan dengan ukurang udang.

Aspek lingkungan

Aspek lingkungan juga harus dipertimbangkan ketika menentukan input pakan harian udang. Suhu air dan kadar oksigen terlarut merupakan faktor utama mempengaruhi aktivitas makan, metabolisme dan pertumbuhan udang. Begitu juga dengan tingkat cahaya rendah, dapat membatasi aktivitas fotosintetik alga yang selanjutnya berpengaruh terhadap turunnya konsentrasi oksigen terlarut. Cuaca yang hangat, cerah, atau tenang mempengaruhi aktivitas makan udang. Oleh karena itu, kondisi cuaca harus diperhitungkan saat akan memberi makan udang.

Kondisi tanah pada dasar kolam yang dapat mempengaruhi kualitas air juga menjadi faktor penting dalam pemberian pakan. Tinja dan pelet pakan yang tidak dikonsumsi meningkatkan jumlah bahan organik di bagian dasar kolam. Ketika bahan organik yang berlebihan menumpuk di celah antara partikel tanah, menghambat difusi oksigen ke dalam tanah dan menghasilkan kondisi anaerobik. Kondisi tanah di dasar tambak yang anaerob menyebabkan konsentrasi tinggi metabolit seperti NH3, NO2 dan H2S yang beracun untuk udang.

Pakan alami

Pakan alami memegang peran penting dalam budidaya udang. Di kolam dengan udang Vaname yang dalam fase pasca-larva akan mengonsusi mikroalga, nematoda, copepoda, amphipods, polychaetes, moluscs, dan invertebrata lainnya. Dengan kata lain, kontribusi biota kolam alami untuk pertumbuhan udang masih penting. Penelitian menunjukkan bahwa 53-77% dari pertumbuhan udang Vaname dalam sistem semi intensif mengalami pertumbuhan baik dengan disediakannya organisme makanan alami. Sementara pellet hanya menyumbang 30-40%. Sebenarnya, manajemen pakan untuk tambak udang komersial adalah sebuah strategi yang kompleks.

Di satu sisi pemberian pakan memiliki efek langsung pada pertumbuhan udang namun di sisi lain berdampak secara ekonomi. Seperti yang telah disebutkan di atas, manajemen pemberian pakan pada budidaya udang bukan sekadar soal ilmu praktis, melainkan seni . Jadi, sebagai petambak udang, Anda harus jeli membaca situasi kolam, kondisi lingkungan, serta kebutuhan udang sehingga ternak Anda bisa dipanen secara optimal. (*)

Baca Juga:

Hubungi Customer Sales Representative kami di

Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 6065 5496 Up. Teguh Raharjo

1.435 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page