top of page
  • Redaktur: Maulina Siregar

Toleransi Penggunaan Hidrogen Peroksida Pada Budidaya Perikanan


Hidrogen peroksida telah dikenal penggunaannya pada budidaya perikanan sebagai metode pengobatan ikan terhadap berbagai organisme penyebab penyakit. Termasuk jenis parasit, bakteri dan jamur. Penggunaannya tergantung siklus ikan dan spesies ikan. Hidrogen peroksida adalah komponen kimia berupa H2O2 yang sangat reaktif, merupakan bahan oksidasi dan pemutih yang kuat. Dan bersifat korosif pada konsentrasi lebih tinggi dari 20 persen.

Hidrogen peroksida, ketika ditambahkan ke air akan terurai menjadi oksigen dan air, sehingga relatif aman bagi lingkungan. Sejumlah elemen yang berbeda, enzim, dan senyawa, serta cahaya, panas, dan pH tinggi semua mempercepat degradasi hidrogen peroksida. Ini erat kaitannya dengan toksisitas hidrogen peroksida. Pada temperatur 15°C (~ 59°F) dan 20°C (~ 68°F), konsentrasi hidrogen peroksida di tambak atau kolam pada range 10 dan 100 mg/L tidak dapat terukur setelah 2-3 hari dilakukan aerasi.

Dalam kondisi air statis tanpa aerasi atau bahan organik, konsentrasi hidrogen peroksida akan terpecah dua, yakni pada hari keenam dan tidak terdeteksi pada hari kesepuluh. Penyebaran hidrogen peroksida dalam air akan menurun cepat seiring kehadiran bahan organik ataupun adanya aerasi dalam air. Namun perlu diperhatikan bahwa setiap spesies memiliki kepekaan yang berbeda terhadap masing-masing level konsentrasi hidrogen peroksida.

Budidaya perikanan yang menggunakan tangki.

Pada tahun 2007, lembaga Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat menyetujui penggunaan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 35 persen bahan aktif untuk mengontrol kematian pada :

  • telur ikan air tawar yang terserang saprolegniasis

  • Budidaya salmon yang terserang penyakit bakteri insang (Flavobacterium branchiophilum)

  • Budidaya ikan lele yang terserang penyakit bakteri insang (Flavobacterium branchiophilum)

Perlu diperhatikan, sama seperti bahan kimia lainnya, penggunaan hidrogen peroksida yang tidak benar dapat menyebabkan pengobatan tidak efektif. Bisa berdampak menjadi racun, atau terjadinya resistensi terhadap pengobatan, bahkan toleransi terhadap patogen penyebab penyakit.

Perbedaan spesies, umur, ukuran, parameter kualitas air dan faktor lainnya pun dapat mengubah khasiat hidrogen peroksida dan mempengaruhi toksisitas ikan. Seperti sebuah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan hidrogen peroksida pada dosis tinggi dapat menurunkan tingkat pertumbuhan dan kerusakan pada insang. Bahkan bisa menyebabkan kematian pada ikan lele dengan persentasi 50 persen jumlah populasi ikan setelah tiga jam penggunaan bila dosis yang diberikan 238 mg/L pada temperatur 22 derajat Celcius.

Perlu dicatat, hidrogen peroksida tidak boleh digunakan untuk pengobatan dalam kombinasi dengan bahan kimia lainnya. Konsultasi dengan dokter hewan atau profesional kesehatan ikan lainnya sangat dianjurkan.(*)

Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 08126 0830 602

Up: Cherrie Gisela

6.424 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page