top of page
  • Redaktur : Maulina Siregar

Memantau Kualitas Parameter Air untuk Menjaga Pertumbuhan Ikan Lele


Setiap petambak pasti ingin peliharaannya tumbuh baik dan memiliki kelangsungan hidup yang maksimal. Untuk mencapai hal tersebut, perlu diperhatikan kualitas air tambak setiap waktu. Mengerti dan memprediksi perilaku ikan, khususnya ikan lele di dalam kolam atau tambak bisa dibilang relatif sulit, jika Anda sebelumnya tak memahami mengenai parameter air. Harus diakui, masih banyak peternak yang merugi dalam jumlah besar saat mengembangbiakkan ikan lele, walaupun kebiasaan makan ikannya baik. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan tentang sifat kimia air dan ikan.

Ikan, tidak seperti hewan lainnya, bersama pakan yang dikonsumsi, sama-sama berada di dalam lingkungan air. Yang pada prosesnya akan mempengaruhi kualitas air tempat mereka tinggal. Kondisi air memegang peranan penting dalam mempengaruhi efisiensi pakan, laju pertumbuhan, kesehatan dan kelangsungan hidup ikan. Ketika kualitas air terdepresiasi, pakan yang dikonsumsi secara tidak benar akan berubah menjadi daging tumbuh. Namun, bukan berarti pertumbuhan ikan berjalan baik.

Dalam budidaya ikan, parameter kualitas air menjadi kunci keberlangsungan kehidupan dan kualitas pertumbuhan ikan. Kondisi suhu, oksigen terlarut, ph dan ammonia adalah parameter yang harus terus dipantau. Apalagi mengingat dinamika kolam, parameter ini berubah dalam waktu singkat. Fluktuasi paramter ini pun mempengaruhi kesehatan ikan.

Petambak memanen lele sangkuriang. Foto: blogspot

  • Kadar Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO)

Relevansi antara memantau tingkat oksigen terlarut di dalam kolam dengan pertumbuhan ikan yang baik, sangat erat kaitannya. Misalnya dalam budidaya ikan lele dumbo, petani harus sebisa mungkin mempertahankan kadar oksigen terlarut dengan tingkat kejenuhan 4 mg/liter. Penyakit gelembung gas dapat terjadi pada ikan ketika kadar DO secara konsisten terlalu tinggi dan air super jenuh, atau kadarnya 300 persen. Sebaliknya, ketika kadar oksigen terlarut konsisten di kisaran 1,5 mg/liter hingga 5 mg/liter, ikan tetap hidup, namun intake atau asupan pakan berkurang. Tingkat pertumbuhan juga akan berkurang dan rasio konversi pakan akan meningkat.

Ketika tingkat DO lebih rendah dari 1,5 mg/L, ikan akan stres bahkan mati. Periode untuk mencapai bobot yang diinginkan pada ikan tentu akan menjadi lama. Kerugian materi tentunya akan bertambah. Bisa dibilang, konsistensi kadar DO yang rendah membuat kualitas konsumsi pakan rendah, alias hanya membuang-buang uang untuk pakan. Sebab secara sederhana ikan bernapas untuk mendapatkan oksigen, dan oksigen akan membantu metabolisme tubuh.

Keberadaan DO yang baik dibutuhkan untuk memproses pemecahan limbah metabolik yang berpotensi berbahaya ke bentuk yang kurang berbahaya. Misalnya ammonia dalam bentuk NH3 dipecah menjadi nitrit (NO2) dan nitrat (NO3).

  • Suhu

Berbeda dengan manusia yang merupakan makhluk berdarah panas, ikan justru berdarah dingin. Metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh ikan sangat tergantung pada suhu air. Untuk jenis ikan Lele Afrika, rentang suhu yang dapat ditolerir oleh ikan lele adalah 26 derajat Celcisu sampai 32 derajat Celcius. Ketika suhu air kolam/ tambak konsisten tetap antara 16 derajat Celcius hingg 26 derajat Celcius, maka tingkat konsumsi pakan akan menurun, dan membuat pertumbuhan ikan lambat.

Ketika ikan berada dalam temperatur di bawah 15 derajat Celcius, pertumbuhan akhirnya terhenti dan ikan pun mati. Kondisi suhu yang negatif tentu akan mempengaruhi proses konservasi limbah dalam air. Namun, ketika suhu air berada di 32 derajat Celcius, efek yang dihasilkan pada ikan lele Afrika juga tidak baik. Hal ini karena fakta bahwa oksigen tidak mudah larut dalam air hangat. Suhu air kolam atau tambak yang tinggi akan menyebabkan ikan stres, lalu mati.

  • Kadar pH

pH adalah tingkat ion hidrogen yang hadir di dalam air. Disarankan pH di dalam kolam terjaga pada 6,5-7,5. Ketika berada di bawah angka 4, ikan akan mati karena kondisi asam. Berdasarkan beberapa situasi, ketika pH terus menerus berada antara 4-6, ikan akan hidup, tetapi karena stres, pertumbuhan ikan menjadi sangat lambat. Asupan pakan akan sangat sulit diterima. Bahkan, bagi peternak yang sudah jeli, kondisi pH yang rendah di dalam kolam atau tambak mengindikasikan tingginya kadar karbon dioksida (CO2) di dalam air.

Konsentrasi pH yang tinggi, rentang 9-11 juga akan menghambat pertumbuhan ikan. Ikan pada akhirnya akan mati karena pH naik di atas 11. pH rendah membantu proporsi lebih tinggi ammonia terionisasi yang kurang beracun. Dan, kondisi sebaliknya pada pH tinggi di dalam air.

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa parameter air memainkan peran utama dalam bisnis secara keseluruhan pada budidaya ikan. Ingin mendapatkan keuntungan dari budidaya ikan, bukan berarti Anda harus terpaku untuk memberikan pakan sebanyak-banyaknya.. Kualitas air harus terjaga, terus dipantau, dan dipertahankan dalam rentang yang bisa diterima oleh ikan. Tentunya akan sangat menyakitkan bagi petambak ketika memakan waktu yang lebih lama daripada biasanya hingga ikan tumbuh mencapai bobot yang diinginkan, sementara uang dan waktu telah terbuang. (*)

Baca Juga:

Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 60830602 Up. Cherrie Gisela

5.082 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page