top of page
  • Redaktur: Maulina Siregar

Pemilihan Wadah dan Kontrol Lingkungan yang Harus Diperhatikan saat Pengiriman Ikan


Mengirimkan ikan dalam jumlah besar biasanya dilakukan dengan menggunakan kapal ataupun truk jika jaraknya tidak terlalu jauh. Namun belakangan juga semakin banyak produk akuakultur yang dikirimkan melalui angkutan udara. Dengan transportasi udara, ikan dapat diangkut dari belahan dunia mana saja, dan dapat tiba dalam waktu lebih cepat, sehingga kondisinya lebih sehat.

Dikutip dari The Fish Site, ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengiriman ikan, mulai dari persiapan, pengepakan dan pengiriman ikan dalam kotak (box). Hal terakhir sangat krusial mengingat ikan harus bertahan dalam wadah yang disegel, hingga sampai di tujuan akhir. Penting untuk menjaga ikan agar tidak stres. Mengetahui kondisi lingkungan dapat menjadi kunci sukses pengiriman ikan. Jika kondisi lingkungan terlalu ekstrem, maka akan menyebabkan ikan stres, sakit bahkan mati.

Ikan dimasukkan dalam wadah box untuk proses pengiriman. Foto:123rf.com

Mulailah dengan kualitas air yang baik. Itu proses awal. Bagaimanapun juga begitu kotak ditutup, kualitas paramter air akan berubah. Temperatur naik, pH biasanya akan turun, konsumsi oksigen semakin meningkat, karbon dioksida juga meningkat. Ikan dapat menolerir perubahan lingkungan tersebut tapi dalam jangka pendek. Kualitas parameter air dapat mencapai tiik kritis bila tidak ditangani secara baik. Tujuan utamanya adalah menangani perubahan parameter lingkungan, atau setidaknya memastikan derajat perubahan ini tidak memberi dampak ekstrem pada ikan.

Wadah

Untuk pengiriman ikan (fish bag, insulated box, seaplast (sea plastic box)) yang digunakan untuk pengiriman ikan haruslah kedap air, dapat mencegah perubahan suhu yang cepat dan cukup kuat untuk menahan gesekan. Intinya, kotak atau wadah harus terisolasi dengan baik dan kokoh. Untuk tas (fish bag) disarankan terbuat dari plastik polyethylene transparan dan ketebalan minimal 3 mm. Namun banyak wadah yang memiliki ketebalan 4 mm, dan tentu saja harganya lebih mahal.

Ada fish bag yang dilengkapi dengan bantal slip di bagian bawah untuk menciptakan sudut tajam ketika wadah diisi air. Untuk ikan kecil, terkadang mereka terperangkap di sudut, dan selama proses pengiriman bisa mati. Anda dapat menyeimbangkan sudut dengan cara mengganjalnya atau menempelnya.

Ketika tas diisi air dan oksigen, maka harus disegel. Metode paling sederhana adalah menggunakan karet gelang. Bagian atas disimpul, kemudian diikat erat. Karet yang digunakan harus berkualitas baik. Namun, karena biasanya pengiriman dalam jumlah besar, digunakan mesin penjepit mekanik berupa logam penjepit di sekitar tas.

Wadah lain berupa kotak terisolasi. Sebagian besar terbuat dari styrofoam polystyrene kira-kira tebalnya berukuran 0,75 inci-1,8 inci. Jenis wadah ini biasanya akan melindungi kotak dari kebocoran. Tetap disarankan, kotak terisolasi harus ditempatkan dalam lagi di dalam wadah yang luarnya kasar seperti kotak karton bergelombang. Dan juga Peti Es seaplast yang bisa digunakan berulang kali untuk investasi jangka panjang, daya tahan nya pun pastinya lebih lama dibandingkan styrofoam. Ukuran Cool Box beragam, tetapi yang tepat digunakan untuk ikan kemas adalah ukuran besar seperti 200L merk Ocean.

Temperatur

Ikan adalah hewan berdarah dingin yang tak dapat mengatur suhu tubuh mereka sendiri. Suhu tubuh mereka akan sama dengan suhu air di mana mereka berada. Tentu hal ini akan mempengaruhi kesehatan mereka. Jika suhu air menyimpang dari kisaran optimum, ikan jadi stres. Jika melampaui tingkat toleransi, ikan bisa mati.Oleh karena itu, ikan harus dikirimkan atau ditempatkan pada wadah dengan suhu terendah secara optimal, untuk memperlambat metabolisme.

Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut juga adalah faktor penting dalam pengiriman ikan. Satu-satunya sumber oksigen terlarut selama pengiriman adalah difusi oksigen dari udara yang berada di permukaan air yang terdapat dalam wadah. Karena jumlah oksigen di dalam wadah terbatas pada volume wadah, maka penting untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang tersedia selama pengiriman. Caranya adalah dengan mengurangi biomassa ikan di dalam wadah, meningkatkan jumlah oksigen dengan cara menggunakan oksigen murni sebagai pengganti udara atmosfer. Serta berusaha mengurangi lamanya waktu pengiriman.

Karbon dioksida

Dihasilkan dalam proses respirasi. Ketika wadah tempat pengiriman tertutup, karbon dioksida dapat mencapai level yang membahayakan dan mengganggu penyerapan oksigen oleh insang. Karbon dioksida dalam air akan bersifat asam, sehingga demikian dapat menurunkan tingkat pH. Berujung menjadi hal yang mematikan bagi ikan. Adapun cara mengelola karbon dioksida dalam wadah pengiriman adalah dengan cara mengurangi biomassa ikan dalam wadah, meningkatkan jumlah oksigen dalam wadah dan menggunakan oksigen sebagai pengganti udara atmosfer. Serta meminimalisasi waktu pengiriman.

Limbah Nitrogen dan Amonia

Ikan mengekskresikan amonia melalui membran insang untuk melepaskan diri dari limbah nitrogen. Amonia dalam air yang tidak terionisasi dapat menjadi racun bagi ikan. Apalagi ketika pH dan suhu menurun, maka akan bersifat toksik. Cara utama untuk mengelola amonia selama pengiriman adalah mengurangi biomassa ikan di tas, menahan untuk tidak memberi makan selama 24 jam sebelum pengiriman untuk mengurangi jumlah buangan yang akan dihasilkan. Mengurangi metabolisme ikan dengan cara menjaga suhu air pada tingkat yang lebih rendah dan menambahkan zat khusus untuk air pada pengiriman. (*)

Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 60830602 Up. Cherrie Gisela

268 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page