top of page
  • Redaktur: Maulina Siregar

Peneliti Australia: Bungkil Kedelai Cocok Sebagai Sumber Pakan Udang Vaname


Terus meningkatnya harga pakan membuat para peneliti terus mencari pakan alternatif yang cocok untuk ikan dan udang. Seperti diutarakan Dr D Allen Davis dari Universitas Auburn, Australia yang dikutip dari The Fish Site bahwa tak jarang meningkatnya harga pakan akan mempengaruhi biaya operasional budidaya tambak ikan dan udang. Kenaikan harga pakan untuk ikan dan udang juga diikuti dengan rata-rata peningkatan sumber protein.

Meskipun para peneliti tidak bisa mempengaruhi harga pakan, namun dapat memberikan rekomendasi alternatif untuk pakan. Seperti yang dilakukan oleh para peneliti yang bergerak di industri udang. Pakan tradisional untuk udang biasanya mengandung 20 persen sampai 30 persen tepung ikan yang merupakan sumber protein paling mahal. Biasanya ini menjadi faktor yang membatasi para petambak untuk melakukan ekspansi usaha. Pada titik ini, para ahli sepakat langkah utama untuk mengurangi ketergantungan terhadap pakan udang adalah mencari sumber pakan nabati yang ketersediaannya selalu ada.

Sejumlah kelompok peneliti yang berasal dari Universitas Auburn Australia, Texas A & M, dan Wadell Mariculture Center secara sistematis mengidentifikasi kebutuhan nutrisi udang dengan cara mengidentifikasi nutrisi di laboratorium, pengujian formal di dalam tangki pada luar ruangan maupun di kolam penelitian. Mengedepankan sumber protein alternatif yang berasal dari tumbuhan, peneliti menyimpulkan bahwa kecukupan asam sulfur amino total adalah faktor kunci penghapusan penggunaan tepung ikan. Setelah penggunaan tepung ikan dihapus, peneliti juga menyimpulkan bahwa asam lemak esensial, kolesterol dan fosfor harus dimasukkan dalam pakan nabati.

Bungkil kedelai atau juga biasa disebut soya bean meal adalah bahan sisa setelah pengekstraksian minyak kedelai.

Pakan nabati ini terbukti kelayakannya pada produktivitas pertumbuhan udang Vaname. Sumber utama pakan nabati ini utamanya berasal dari bungkil kedelai dan corn gluten meal. Bungkil kedelai atau juga biasa disebut soya bean meal adalah bahan sisa setelah pengekstraksian minyak kedelai. Bungkil kedelai dengan kandungan protein kasar yang kadarnya cukup tinggi yakni 44%-45 % ini juga kaya asam amino esensial dan merupakan sumber lisin, metionin, isoleusin, leusin, arginine, glisin, dan treonin.

Keunggulan lain dari bungkil kedelai adalah tak ada bahan pakan nabati lain yang bisa menyaingi tingginya kandungan protein bungkil kedelai. Selain itu, pada aplikasinya sebagai pakan ternak, tak ada pembatasan jumlah.

Adapun corn gluten meal (CGM) selama ini lebih banyak digunakan dalam ternak ransum unggas. Corn gluten meal merupakan bahan sisa dari penggilingan jagung yang digunakan pada pembuatan pati dan sirup jagung. Dengan kata lain, corn gluten meal adalah residu yang dipisahkan dari pati jagung yang telah dikeringkan. Kandungan protein corn gluten meal adalah 60 persen. Harganya pun lebih murah dibandingkan tepung ikan.

Kedua bahan nabati tersebut oleh peneliti digunakan pada kondisi eksperimental dengan kontrol ketat. Untuk dipraktikan dalam keseharian, para peternak/petambak diminta untuk mengikuti beberapa protokol yang sama. Seperti menggunakan kolam berukuran tertentu, jenis larva udang yang berasal dari indukan sama dan benih dengan kepadatan sama. Hal-hal tersebut juga perlu diselaraskan dengan praktik manajemen budidaya yang baik.(*)

Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 60830602 Up. Cherrie Gisela

1.331 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page