top of page
  • Redaktur : Maulina Siregar

Seberapa Sering Sebaiknya Aerasi Kolam Lele Dilakukan?


Salah satu kesuksesan budidaya ikan bergantung pada sistem aerasi yang dilakukan. Aerasi yaitu proses untuk meningkatkan kadar oksigen sehingga organisme yang di dalamnya dapat tumbuh baik. Seberapa banyak dan bagaimana sebenarnya cara aerasi yang baik? Kali ini ISW fokus membahas tentang aerasi pada kolam tambak lele.

Kuantitas Air untuk Aerasi

Pada tambak komersial, aerasi umumnya dilakukan dengan tenaga aerator 1 hp sampai 2 hp per 0.4 hektar untuk kincir air dengan RPM 1450. Atau sebagai contoh, dua tubro jet aerator berkekuatan 10 hp dengan RPM 2850/3450 dapat menyebarkan oksigen sebanyak 11.3 kg O2/h. Biasanya petambak akan menggunakan beberapa kincir untuk situasi darurat di mana kecepatan transfer oksigen tinggi dan mobilitas aerator lebih penting dibandingkan efisiensi aerasi.

Sebenarnya penggunakan aerator 1 hp sampai 2 hp hanya memenuhi sebagian kecil kebutuhan oksigen dari keseluruhann total organisme yang ada di dalam kolam. Pada tambak lele berukuran 5 ha - 6 ha, total oksigen yang digunakan untuk respirasi ikan dan plankton berada pada rangke 100-200 pound oksigen per jam. Bahkan sebagian besar kebutuhan oksigen tersebut lebih banyak digunakan oleh plankton dan komponen sedimen dibandingkan ikan.

Ketika dioperasikan di air dengan konsentrasi oksigen terlarut 2 mg/L, kincir air tambak yang baik harus mentransfer 1,5-2 pon oksigen per jam. Dengan demikian masukan energi sebesar 40-130 hp (sekitar 2,5 hp-8,5 hp/04 hektar) telah memenuhi sayarat total kebutuhan untuk respriasi ikan, plankton dan komponen sedimen lainnya. Aerasi dengan hitungan tersebut juga dapat mempertahankan kadar konsentrasi oksigen terlarutsebesar 2 mg/l. Bila kadar oksigen terlarut rendah, maka ikan akan berkumpul di dekat aerator hingga oksigen meningkat.

Saat yang Baik untuk Melakukan Aerasi

Kebutuhan untuk aerasi sebenarnya bervariasi, tergantung pada tingkat respirasi dan fotosintetis. Masalah kadar oksigen terlarut yang rendah jarang terjadi ketika temperatur secara konsisten berada di bawah 15 derajat celcius. Sebaliknya, masalah kadar oksigen terlarut akan sering Anda hadapi ketika temperatur air kolam/tambak berada di atas 27 derajat Celcius. Iklim lokal dan suhu di tempat Anda melakukan budidaya bagaimanapun akan mempengaruhi seberapa sering Anda akanmelakukan aerasi.

Konsentrasi oksigen terlarut rendah biasanya terjadi pada saat malam hari di musim kemarau. Oleh karena itu, petambak ikan dan udang harus secara interval melakukan aerasi. Dan, ketika kaddar oksigen terlarut berada di titikkritis (3-5 mg/L), maka, perlu dilakukan pemantauan secara terus menerus di kolam. Aerasi harus dilakukan sampai subuh. Anda bisa mengindikasikan kadar oksigen terlarut akan berada di angka standar, ketika fitoplankton melakukan fotosintesis.

Hitungannya, selama satu musim, diperlukan aerasi intensif 500-1.000 jam. Atau dengan kata lain bisa dilakukan aerasi 3 jam - 6 jam per hari untuk per kolam. Tapi, seperti yang disebutkan di atas, durasi aerasi harus disesuaikan dengan kondisi kolam pada saat itu. Ada kolam yang perlu diaerasi sepanjang hari, ada pula yang tak perlu. Begitu juga dengan kondisi cuaca. Apakah pada saat itu cuaca panas atau berawan.

BERBAGAI INFORMASI BUDIDAYA IKAN LELE

Hubungi Customer Sales Representative kami di

Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 60830602 Up. Cherrie Gisela

14.170 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page