Berikut ini akan dijelaskan teknik melakukan jantanisasi pada ikan nila. Semoga bermanfaat untuk rekan-rekan yang ingin membudidayakan tilapia. Karena seperti yang diketahui, membudidayakan ikan nila jantan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari pembudidayaan nila secara umum.
Jantanisasi nila adalah proses untuk menjadikan ikan nila betina menjadi jantan. Hal ini dilakukan pada tahap benur.
Untuk melakukan hal ini, Anda perlu sebuah tangki atau kolam khusus untuk pemijahan sehingga memudahkan kita untuk mengumpulkan benur dalam tahap pertama pemberian pakan (paling lambat satu minggu setelah mereka menetas)
Setelah tangki disiapkan, kemudian benur secara seragam dipindahkan ke tangki yang nantinya akan kita beri pakan dengan tambahan hormon Methyl Testosterone.
Pakan untuk jantanisasi disiapkan sebagai berikut:
Campur 30 - 70 mg hormon 17α-Methyltestosterone dengan 700 ml 95% etanol
Tambahkan 700 ml larutan 17α-Methyltestosterone untuk setiap kg pakan, aduk halus sampai rata dan kering sampai etanol menguap dan hilang. Pada tahap ini Anda dapat menambahkan suplemen lain yang dibutuhkan, seperti Aquavit multivitamin.
Campuran pakan ini harus disimpan dilemari pendingin bila tidak akan digunakan segera.
Beri makan benur dengan takaran 10 - 30% dari berat badan per hari, setidaknya empat kali sehari selama 21 - 28 hari.
Benur harus memakan pakan ini selama proses jantanisasi.
Nila jantan lebih disukai untuk budaya karena nila jantan tumbuh lebih cepat daripada betina. Betina menghabiskan energi yang cukup besar dalam proses reproduksi dan tidak makan ketika mereka mengerami telur. Hal ini yang membuat bobot nila betina berkurang.
Budidaya nila jantan memungkinkan periode budaya yang lebih lama, tingkat cadangan yang lebih tinggi dan ketersediaan benih dari segala usia. Penebaran ikan dengan kepadatan tinggi mengurangi tingkat pertumbuhan individu, tetapi hasil per satuan luas yang lebih besar.
Jika masa pembesaran lama, bobot ikan nila jantan bisa sampai 500 gram. Dengan tingkat hidup sampai 90% dibanding betina. Disisi lain, hal yang merugikan dari budaya nila monoseks atau jantanisasi adalah tidak adanya ikan betina.
Untuk tingkat penebaran benur seperti yang dilakukan di Negara lain, mereka melakukan penebaran 2 ekor/m2. Dan menghasilkan nila dengan bobot 1 kg/m2. Pada tingkat penebaran ini berat badan akan naik setiap hari berkisar 1,5-2,0 gram. Periode budaya 6 bulan atau lebih diperlukan untuk menghasilkan ikan yang beratnya hampir 500 gram.
Tingkat penebaran bisa juga dilakukan dengan intensitas 6 ekor/m2 yang akan menghasilkan produksi hingga 3 kg/m2. Tetapi dengan catatan penebaran dengan kepadatan tinggi akan memerlukan aerasi air yang cukup dan takaran pakan yang cermat agar kualitas air tetap terjaga dan tidak terjadi endapan merugikan.
Semoga Bermanfaat!
Baca Juga:
Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224
Up. Teguh Raharjo Telp: 0812 6065 5496