top of page
Redaktur : Riki Suharda

Oksigen Terlarut dalam Budidaya Perairan


Apa itu oksigen terlarut?

Oksigen terlarut atau DO (Dissolved Oxygen) adalah salah satu tolak ukur untuk mengetahui kualitas air. Semakin besar nilai DO, menunjukkan kualitas air semakin baik. Hal ini sangat penting, khususnya bagi mereka peternak yang memiliki usaha budidaya perairan. Jika kadar oksigen di kolam/tambak tidak diperhatikan, ikan atau udang yang dipelihara di tambak bisa mengalami kematian massal. Seperti banyak kasus yang terjadi belakangan ini di berbagai tambak di Indonesia.

Kenapa oksigen di dalam air itu penting?

Sama seperti manusia, semua makhluk hidup yang hidup di air mulai dari ikan, udang, kepiting sampai cacing yang mengubur diri dalam lumpur butuh oksigen untuk bertahan hidup.

Bedanya, manusia menggunakan paru-paru untuk menghirup oksigen dari udara. Tapi cacing, ikan, kepiting dan hewan air lainnya menggunakan insang untuk mendapatkan oksigen dari air. Cara kerjanya adalah saat air bergerak melintasi insang hewan, oksigen akan dipisahkan dari air dan masuk ke dalam darah.

Insang akan bekerja lebih baik ketika ada banyak oksigen dalam air. Jika kadar oksigen terlarut menurun, akan menjadi sulit bagi hewan untuk mendapatkan oksigen yang mereka butuhkan dalam bertahan hidup.

Para ilmuwan umumnya sepakat bahwa hewan air perlu oksigen terlarut dengan konsentrasi 5.0 mg/L atau lebih untuk bisa hidup dan berkembang. Namun, jumlah kebutuhan oksigen dapat berbeda-beda juga bervariasi tergantung pada seberapa besar atau kompleks hewan tersebut dan di mana ia hidup.

Seperti:

Cacing dan kerang yang hidup dilumpur hanya perlu konsentrasi oksigen terlarut minimal 1 mg/L.

Ikan, kepiting dan tiram yang biasa hidup dan mencari makan di dasar perairan membutuhkan konsentrasi oksigen terlarut 3 mg/L atau lebih.

Ikan-ikan yang dalam masa pemijahan, telur dan larva perlu oksigen sampai 6 mg/L selama tahap kehidupannya yang rentan.

Area perairan dengan kadar oksigen kurang dari 0,2 mg/L disebut anoxic. Sebagian besar hewan tidak bisa hidup di area ini, sehingga sering disebut sebagai "dead zone".

Konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan mengalami fluktuasi selama sehari semalam (24 jam). Konsentrasi terendah terjadi pada waktu subuh (dini hari) kemudian meningkat pada siang hari dan menurun kembali pada malam hari.

Perbedaan konsentrasi oksigen terlarut tertinggi terdapat pada perairan yang mempunyai kepadatan planktonnya tinggi dan sebaliknya. Sebagian besar wilayah perairan yang memiliki kadar oksigen rendah disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dari faktor alam sampai buatan manusia. Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, kadar garam (salinitas) perairan, pergerakan air dipermukaan air, luas daerah permukaan perairan yang terbuka, tekanan atmosfer dan persentase oksigen sekelilingnya.

Cara mengetahui kadar oksigen terlarut dalam air

Kadar oksigen terlarut dalam air dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara titrasi atau dikenal dengan metode Winkler dan dengan menggunakan alat ukur elektronik yang disebut DO meter

Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut adalah dengan cara:

  • Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun maka kadar oksigen terlarut akan naik.

  • Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis semakin meningkat.

  • Mengurangi bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.

  • Diusahakan agar air tersebut selalu mengalir dan rutin menganti air.

Semoga Bermanfaat!

Baca Juga:

Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224

17.401 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page