Pandemi Covid-19 memberikan banyak pengaruh di setiap sektor, termasuk sektor perikanan. Untuk saat ini, ada tiga hal penting yang terjadi, yaitu penurunan permintaan global terhadap perikanan Indonesia, penurunan potensi pengawasan dan peningkatan potensi illegal fishing, serta penurunan kapasitas industri pengolahan ikan dan ketenagakerjaan.
Sumber: liputan6.com
Dilansir dari tempo.co, pertama sampai akhir tahun, produksi perikanan Indonesia seperti udang, lobster dan ikan terbilang cukup baik. Bahkan, saat ini Indonesia sudah memasuki fase transisi tau peralihan musim penangkapan menuju puncak produksi yang biasanya akan terjadi pada Mei. Namun, wabah ini membuat potensi stok ikan tidak dapat digarap, yang kemudian akan diikuti oleh menurunnya permintaan ekspor.
Kinerja rata-rata ekspor ikan hidup selama Januari hingga April 2020 mengalami penurunan 47,4%. Adapun kinerja pertumbuhan ekspor ikan mati ialah sebesar 1,05% dan selama April menurun sebesar 5,36%.
Kedua, menurunnya kemampuan penangkapan ikan oleh nelayan. Selama wabah, menyebabkan banyak hasil tangkapan yang tidak terjual karena harga jual dan kemampuan beli masyarakat mengalami penurunan.
Berdasarkan catatan nelayan Pantai Utara Jawa, menyebutkan selama wabah harga ikan tongkol menurun dari Rp25.000 menjadi Rp15.000 per kg. Begitu juga dengan ikan-ikan lainnya, seperti tenggiri, kakap merah, ranjungan dan lobster.
Ketiga, menurunnya kapasitas industri pengolahan ikan. Hal ini disebabkan oleh kebijakan “bekerja dari rumah”, yang mana hal tersebut membuat banyak pekerja pengolah dirumahkan, otomatis menurunkan kemampuan produksi usaha kecil dan menengah pengolahan, seperti pindang, ikan asin, ikan asam dan fermentasi.
Karena perkembangan dan penanganan wabah yang tidak secara total menghentikan penyebaran virus, maka dampak dari wabah ini diprediksi akan berlangsung lama. Akibat dari itu pula, potensi stagnasi dan kontraksi ekonomi perikanan juga akan berlangsung lama.
Comments