Iklim menjadi salah satu faktor yang kerap kali mempengaruhi produktifitas suatu tambak. Indonesia sendiri dikenal sebagai negara dengan dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Keduanya sangat berpengaruh bagi kehidupan komoditi perairan seperti udang.
Sumber: kompas.com
Musim kemarau tentu memberikan tantangan tersendiri bagi pembudidaya udang, musim kemarau sangat mempengaruhi kestabilan lingkungan pada tambak. Kulitas air menjadi salah satu indikasi yang dapat dilihat untuk memastikan kestabilan lingkungan yang ada pada tambak.
Dampak Musim Kemarau
Musim kemarau dapat menyebabkan beberapa perubahan parameter kualitas air tambak, seperti peningkatan suhu, peningkatan salinitas, peningkatan amonia, meningkatnya populasi plankton yang menyebabkan cahaya sulit untuk masuk ke dalam air.
Perubahan dari beberapa parameter ini tentu akan mempengaruhi kondisi udang yang sedang dibudidayakan. Dilansir dari minapoli.com, misalnya pada suhu, udang diketahui dapat tumbuh dengan baik pada air yang bersuhu 28,5 sampai 31,5 derajat celsius. Meningkatnya suhu air melebihi batas wajar akan membuat metabolisme udang berlangsung lebih cepat, sehingga akan memerlukan lebih banyak oksigen.
Upaya yang dapat dilakukan ialah dengan menambahkan kincir air pada tambak demi meningkatkan sirkulasi oksigen terlarut dalam air. Namun, upaya ini juga harus disesuaikan dengan kondisi sarana serta biaya yang ada, karena dengan menambah kincir tentu akan menambah biaya produksi.
Musim kemarau juga akan membuat air tambak menjadi hipersalin atau memiliki kadar salinitas yang tinggi. Salinitas yang terlalu tinggi akan mengganggu proses pertumbuhan udang akibat dari terganggunya proses osmoregulasi yang membutuhkan banyak energi. Osmoregulasi merupakan proses penyeimbangan tekanan osmosis antara di dalam tubuh udang dan lingkungan sekitar.
Salinitas yang tinggi juga akan membuat udang sulit melakukan pergantian kulit, karena kulit akan menjadi cenderung lebih keras dan sulit untuk dilepaskan. Selain itu, salinitas yang tinggi juga membuat udang lebih beresiko terserang penyakit White Spot Disease.
Upaya yang dapat dilakukan demi mengurangi kadar salinitas yang terlalu tinggi adalah dengan menambahkan air tawar pada tambak. Penambahan air tawar ini juga harus dipantau dengan baik agar tidak terjadi penurunan salinitas yang terlalu besar.
Comments