Tak terasa jika tahun 2019 telah berlalu, kini kita telah memasuki tahun 2020 tepatnya di minggu ketiga. Memasuki tahun yang baru ini tentu saja turut melahirkan harapan dan semangat baru pada semua pihak, tak terkecuali bagi pelaku budidaya udang yang ada di Indonesia.
Harapan besar tersebut tentu paling utama diletakkan pada hasil budidaya yang terus meningkat serta didukung dengan harga jual panen yang baik dan memberikan keuntungan yang besar.
Untuk memberikan gambaran terkait harga udang pada tahun ini, maka pada tulisan kali ini kami akan memberikan gambaran terkait pergerakan harga udang di Indonesia sepanjang tahun 2019 lalu.
Seperti yang dikutip dari app.jala.tech, berikut ini gambaran harga jual udang dari beberapa provinsi yang ada di Indonesia.
Sumber: app.jala.tech
Dapat dilihat dari diagram di atas bahwa harga udang di empat provinsi di pulau jawa, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur fluktuasinya terlihat cukup bervariasi sepanjang tahun 2019. Semuanya terlihat memiliki kecenderungan yang cukup sama.
Penurunan harga tertinggi terjadi pada saat memasuki bulan April, hingga harga terendahnya pada bulan Mei. Harga tetrlihat cenderung membaik setelah bulan Juli hingga Agustus.
Harga kembali anjlok lagi pada bulan Oktober hingga bulan November. Sementara fluktuasi yang terjadi di pulau Bali kurang lebih sama. Perbedaan trend harga ini justru terjadi di daerah Lampung, yaitu kenaikan harga terjadi pada bulan Agustus hingga bulan Oktober dan kembali anjlok pada saat memasuki bulan November.
Fluktuasi harga terjadi cukup dinamis sepanjang tahun lalu, dan sebagian besar petambak di Indonesia sangat bergantung dengan trend harga ini untuk menentukan waktu panen yang tepat.
Harga udang diketahui memang cukup sulit untuk diprediksi, namun beberapa faktor di bawah ini mempengaruhinya, di antaranya:
Naiknya harga input (benur, obat-obatan, peralatan, pakan, dan tenaga kerja), menyebabkan biaya produksi meningkat dan tentu akan membuat harga jual juga meningkat.
Adanya teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas hingga 100% sehingga menyebabkan melunjaknya produksi udang yang kemudian menurunkan harga jualnya.
Kondisi cuaca yang berfluktuasi sangat berpengaruh terhadap produktivitas tambak yang akhirnya berpengaruh pada pemenuhan permintaan pasar.
Permintaan pasar (baik domestik maupun ekspor), jika didukung dengan suplai yang sesuai maka harga akan stabil, begitu juga sebaliknya, jika suplai terkesan mengalami hambatan tentu harga akan berfluktuasi.
Lantas, bagaimana harga udang pada 2020 ini? Memasuki awal tahun 2020 ini diketahui harga udang cukup positif bagi petambak, dan trend tersebut dinilai cukup sama seperti yang terjadi di tahun 2019 lalu.
Baca Juga: