Blooming alga merupakan peristiwa meningkatnya populasi fitoplankton atau mikro alga secara tak terkendali pada lingkungan tambak. Peristiwa ini memang dikenal jarang terjadi, namun setiap tambak memiliki risiko mengalami peristiwa ini.
Blooming alga yang tidak ditangani dengan baik akan memberikan efek negatif bagi tambak, seperti dapat menyebabkan rendahnya transparansi air yang ditandai dengan berubahnya warna air menjadi hijau pekat, serta mengurangi kadar oksigen terlarut dalam air, dan yang paling fatal adalah dapat meningkatkan senyawa beracun seperti amonia, nitrit dan hidrogen sulfida.
Sumber: app.jala.tech
Penanganan yang tidak segera dilakukan akan berdampak buruk bagi udang, dan kemungkinan buruknya adalah udang akan mati massal.
Peristiwa blooming alga ini dapat terjadi disebabkan oleh kelebihan nutrien yang ada pada tambak. Kelebihan nutrien ini bisa didapat dari pemberian pakan berlebih secara terus-menerus, kenaikan temperatur, intensitas cahaya yang tinggi serta Fluktuasi pH.
Namun, faktor yang paling memengaruhi adalah kelebihan nutrien dari nitrogen dan fosfor. Kenaikan kadar kedua senyawa ini biasa disebut dengan eutrofikasi.
Kelompok alga yang biasa mendominasi pada peristiwa blooming alga ini adalah Cyanobacteria atau Blue Green Algae (BGA). Meningkatnya populasi alga ini paling sering diakibatkan oleh faktor fisika dan kimia. BGA diketahui dapat tumbuh pada kisaran suhu 14 sampai 24 derajat celsius. Kurangnya pengadukan pada air tambak juga dapat menyebabkan hal yang sama.
Baca Juga: