Bioflok merupakan salah satu inovasi budidaya perikanan yang terbukti mampu meningkatkan hasil panen. Metode budidaya bioflok ini juga dapat diterapkan pada banyak jenis ikan air tawar, namun yang paling sering adalah ikan lele, ikan lele termasuk ikan yang memerlukan asupan tinggi serta produksi limbah organik yang tinggi pula.
Sumber: bulelengkab.go.id
Konsep dari metode budidaya ikan bioflok ini ialah dengan memanfaatkan limbah organik yang dihasilkan oleh ikan, kemudian merubahkan menjadi pakan alami. Mengingat potensi keuntungan yang lebih maksimal dari metode ini, banyak orang kini mulai mengadaptasinya dan beralih dari metode konvensional ke metode bioflok.
Pembuatan bioflok harus dilakukan dengan teliti dan rapi, agar bioflok yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, Anda harus mengetahui ciri dari keberhasilan bioflok yang Anda buat.
Indikator Keberhasilan Bioflok
Bioflok akan terbentuk saat air kolam berwarna cokelat muda (krem) berbentuk gumpalan yang bergerak mengikuti arus, hal ini sebagai penanda awal bahwa proses pembentukan flok akan berlangsung.
Selain itu, pastikan bahwa pH air cenderung netral, yaitu di angka 7 – 7,8 dengan kenaikan pH hanya dalam rentang kecil (0,02 – 0,2) yang terjadi di pagi dan sore hari. Gunakan pH meter untuk memantau keadaan pH air setiap saat.
Selanjutnya terjadi penaikan serta penurunan nilai NH4+, NO2- dan NO3- secara dinamis sebagai suatu tanda telah berlangsungnya proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi. Untuk 30 hari pertama, sebaiknya terapkan minimal exchange water agar bioflok dapat terbentuk. Jika ingin menambah ketinggian air, sebaiknya lakukan bertahap selama 30 hari.
Baca Juga: