top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

Kiat Budidaya Artemia Untuk Pakan Benih Udang


Artemia adalah pakan hidup alami yang digunakan pada usaha pembenihan udang dan ikan. Penggunaan artemia mulai galak digunakan karena artemia dikenal memiliki kandungan gizi yang baik bagi pertumbuhan udang dan ikan.

Menurut beberapa ahli, artemia dewasa memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan artemia yang baru menetas. Maka dari itu, sebelum memberikan artemia sebagai pakan, ada baiknya anda melakukan pendewasaan artemia atau kultur artemia.

Sumber: farming.id

Berikut langkah yang harus anda lakukan dalam membudidaya artemia

  • Siapkan air garam atau air laut dengan nilai salinitas berkisar 10-35 per mil, pH 7,5-8,5 dan suhu 25-30 derajat celcius.

  • Sebelum ditetaskan, artemia terlebih dahulu dicuci menggunakan air tawar, kemudian saring dengan saringan lalu tiriskan. Padat penetasan dalam media yang baik adalah 5-6 gram artemia per liter air.

  • Setelah telur menetas, selanjutnya benih artemia ditebar ke dalam kolam dengan media air garam atau air laut

  • Pemberian pakan rutin dilakukan demi menunjang pertumbuhan artemia

  • Artemia siap dipanen pada saat berumur 18 hari dan siap untuk dijadikan sebagai pakan

Sebelum melakukan kultur atau budi daya artemia, anda terlebih dahulu harus mengetahui cara menetaskan telur artemia yang baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menetaskan artemia.

  • Kadar garam. Gunakan garam laut dengan takaran 1 hingga 2 sendok makan untuk setiap liter air.

  • pH. Untuk proses penetasan artemia yang optimal, usahakan pH air berkisar 8 atau lebih tinggi.

  • Suhu. Suhu optimum untuk menetaskan artemia dalam waktu 24 jam adalah 26 sampai 28 derajat celcius. Suhu dibawah itu akan membuat proses penetasan berjalan lebih lama.

  • Cahaya. Pencahayaan sangat perlu dilakukan untuk memicu mekanisme penetasan. Mempertahankan sumber cahaya selama masa inkuvasi sangatlah dianjurkan demi mendapatkan hasil yang optimal.

  • Aerasi. Diperlukan untuk menjaga artemia tetap hidup serta aktif menyuplai oksigen untuk menetaskan artemia.

  • Kadar penebaran. Jangan sampai penebaran terlalu banyak, karena akan menghasilkan persentase menetas berkurang. Kadar penebaran yang baik adalah 1 gram per liter.

  • Wadah penetasan. Wadah yang paling tepat untuk menetaskan artemia adalah berbentuk kerucut atau V guna menjaga tekanan yang tepat agar penetasan terjadi secara optimal.

  • Masa inkubasi. Biasanya, waktu inkubasi telur artemia adalah 24 jam. Namun, telur yang telah disimpen selama lebih dari 3 bulan mungkin saja memerlukan waktu inkubasi yang lebih lama.

Setelah beberapa hal di atas sudah terpenuhi, maka anda sudah bisa menetaskan telur artemia. Prosedur penetasannya adalah sebagai berikut.

  • Pertama, tempatkan wadah berbentuk kerucut pada tempat yang kokoh dan bercahaya remang. Agar cahaya gampang masuk, sebaiknya gunakan wadah yang semi transparan.

  • Kedua, isi wadah kerucut tersebut dengan air kemudian tempatkan pada suhu penetasan yang optimum, yaitu 28 derajat celcius. Kemudian masukkan artemia dengan takaran optimum 1 gram per liter air.

  • Ketiga, gunakan aerasi yang memadai demi menjaga tekanan yang ada pada wadah.

  • Keempat, matika aerasi setelah artemia menetas lalu tunggu beberapa saat sampai cangkang dan anakan artemia terpisah secara sempurna. Artemia yang baru menetas biasanya akan bergerak ke arah sumber cahaya atau bagian bawah wadah kerucut.

Demikian ulasan dari kami mengenai teknis budi daya atau kultur artemia. Semoga bermanfaat.

Baca Juga:

5.269 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page