top of page
  • Redaktur : Maulina Siregar

Urgensi Pengelolaan Limbah Cair Kelapa Sawit saat Musim Hujan


Pertumbuhan sektor kelapa sawit yang masih menjanjikan, di satu sisi mendatangkan imbas perekonomian yang menggiurkan. Namun, di sisi lain ancaman pencemaran lingkungan semakin nyata di depan mata. Pertama, pengembangan industri kelapa sawit sejalan dengan peningkatan ancaman terhadap keberadaan areal hutan konversi. Yang kedua adalah pengolahan limbah kelapa sawit. Tak dapat dipungkiri, masih banyak pabrik kelapa sawit yang belum menerapkan standar pengolahan limbah cair sesuai aturan yang berlaku.

Limbah Cair Kelapa Sawit

Seperti diketahui, limbah keluaran dari proses industri kelapa sawit terdapat tiga jenis yakni yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Khusus pada proses pengolahan limbah cair kelapa sawit, jenis limbah ini mempunyai kadar bahan organik yang tinggi. Dikarenakan kadar yang tinggi ini pula, limbah cair pada pabrik kelapa sawit dapat menimbulkan beban pencemaran yang besar.

Seperti diutarakan oleh Hen Irpan selaku Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Rokan Hulu, mengingat musim penghujan, mengimbau para perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk mengelola limbah cair lebih ketat lagi. Hen menegaskan bahwa pengolahan limbah yang dibuang sembarangan atau yang tidak melewati enam tahapan pengelolaan secara baik, berpotensi merusak lingkungan sekitar. "Apalagi ketika musim hujan tiba seperti sekarang ini, limbah kelapa sawit yang tidak diolah secara baik akan menyebar ke mana-mana," ujar Hen Irpan di Pasirpangaraian, seperti dikutip dari laman Info Sawit, Sabtu (5/11/2016).

Pengelolaan kelapa sawit kolam Aerobic.

Jumlah limbah cair pabrik kelapa sawit yang dihasilkan dari beberapa unit pengolahan rata-rata mencapai 120 m3/hari yang merupakan kondensat rebusan. Ada 450/m3 per hari limbah cair dari stasiun klarifikasi dan sekitar 30m3 per/hari yang berasal dari buangan hidrosiklon. Dengan demikian, jika diakumulasikan, pabrik kelapa sawit dengan kapasitas minimal pengolahan 30 ton tandan buah segar per hari menghasilkan limbah cair 600 m3/hari.

Limbah cair pabrik kelapa sawiti ini memiliki kandungan berupa padatan melayang dan terlarut, dengan bentuk fisik berupa emulsi minyak dalam air. Jika limbah cair ini dibuang begitu saja ke sungai, sebagian akan mengendap. Bisa terurai namun sangat lambat, kemudian menyatu dengan oksigen terlarut dalam air sungai, menyebabkan kekeruhan. Selanjutnya, menimbulkan bau yang tajam, dan merusak atau bahkan membunuh organisme di sungai. Baik tumbuhan air maupun pembiakan ikan.

Upaya untuk mengendalikan pencemaran dari limbah cair tersebut, dilakukan penanganan secara biologi, kimia dan fisik. Seperti disebutkan sebelumnya, proses pengolahan limbah cair kelapa sawit biasanya dibagi menjadi enam tahapan : proses pendahuluan (pretreatment), pengolahan pertama (primary treatment), pengolahan kedua (secondary treatment). Dilanjutkan pengolahan ketiga (tertiary treatment), sterilisasi kuman (disinfection), dan terakhir pembuangan lanjutan (ultimate disposal). Sebenarnya pengolahan buangan cair pabrik kelapa sawit tidak harus melalui tahap – tahap seperti di atas, bisa disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan pabrik. (*)

Hubungi Sales Representative kami.

HP: 0823 6063 6356 / 0823 8382 6661

Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia

370 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page