top of page
  • Redaktur: Maulina Siregar

Budidaya Udang Vaname Supra Intensif Lebih Ramah Lingkungan


Sistem Teknologi Supra Intensif Indonesia (SII) lebih ramah lingkungan dalam budidaya udang Vaname. Penerapan teknologi SII pertama kali dilakukan pada Oktober 2012 dirancang oleh Hasanuddin Atjo, pria yang pernah menjadi Kepala Badan Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah dan Ketua Indonesia Shrimp Club Sulawesi.

Menurut Hasanuddin, penerapan teknologi SII minimal dilakukan di tambak udang dengan luas 1.000 meter persegi dan kedalaman 2,7 meter. Kolam ini dikelilingi oleh tanggul, bagian dasarnya dipagari beton dan dilapisi dengan penguras sentral.

“Penguras sentral akan membuang limbah dari tambak udang, termasuk kelebihan makanan dan jenis limbah lainnya setiap enam jam. Untuk menjaga pasokan oksigen, dapat mengandalkan aerator seperti kincir air tambak dan air jet aerator,” ujar Hasanuddin, seperti dikutip dari The Fish Site.

Menerapkan sistem supra intensif pada budidaya udang Vaname terbukti dapat meningkatkan produktivitas saat panen. Foto: zealaqua.com

Pada percobaan SII di Kabupaten Barru, panen tahun 2013 menghasilkan 15,3 ton udang dengan perkiraan keuntungan Rp 750 juta. Hasanuddin menyebutkan 425 juta rupiah modal awal untuk merancang teknologi SII. Pemakaian modal paling banyak tersedot untuk membangun kolam seluas 1.000 meter persegi.

Kini, teknologi SII sudah diterapkan di sekeliling Pulau Sulawesi dan merambat ke Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan sekarang hasil panen udang Vaname dari inovasi teknologi budidaya udang supra intensif ini mencatat produktivitas 20 kilogram per meter persegi. Atau, sekitar 200 ton per hektar. Naik 30 persen dibandingkan ketika pertama kali SII diterapkan yang hanya mencatat 153 ton per hektar.

Hasanuddin menekankan bahwa konsep budidaya udang supra intensif ini adalah konsep hulu-hilir yang terintegrasi ke dalam lima sub sistem. Mulai dari pemilihan benih yang berkualitas, memperhatikan kecukupan pakan, mengendalikan patogen, sarana dan prasarana, kesehatan lingkungan, teknologi dan manajemen bisnis. Pihaknya kini juga sedang konsentrasi mengembangkan sistem nursery atau pembibitan modern dengan kelengkapan peralatan serta mesin penangkap limbah mekanik. Sehingga penanganan limbah tak lagi mengandalkan sistem konvensional.

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan ketika mengaplikasikan sistem super intensif ini dalam budidaya udang Vaname:

• Pastikan pasokan oksigen dalam kondisi optimum. Kincir air dan air jet aerator punya peranan penting

• Sistem pemberian pakan dilakukan dengan cara menerapkan sistem hatchery yakni benih udang diberi kelengkapan nutrisi pada saat usia 0-25 hari di dalam kolam hatchery yang ukurannya 10mx10m. Selanjutnya, benih dipindahkan ke dalam kolam untuk pembudidayaan hingga mencapai usia panen

• Ketika udang Vaname sudah berusia 25 hari, semuanya dikumpulkan dalam kolam kecil. Dari sini, pemberian pakan benar-benar dilakukan secara intensif. Dengan kata lain, ke manapun udang bergerak, sisi atas, bawah, samping kolam, udang tetap menemukan pasokan makanan.

• Jika pemberian pakan sesuai dengan syarat, ukuran udang pada saat umur 25 hari, dapat mencapai dua gram per ekor. Nah, ketika udang dipindahkan ke dalam kolam budidaya, pertumbuhan udang Vaname dan ukurannya juga akan melaju kencang. Sangat memungkinkan dalam jangka waktu tiga bulan, petambak dapat memanen udang sebanyak 35 ekor per kilogram. (*)

BACA JUGA INFORMASI TERKAIT BUDIDAYA UDANG

Hubungi Customer Sales Representative kami di

Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 6083 0602 Up. Cherrie Gisela

.

6.992 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page