top of page
  • Redaktur : Maulina Siregar

Trik Memaksimalkan Kinerja Aerator


Sama seperti makhluk hidup lain, keberadaan oksigen bagi ikan sangat penting. Namun, kecukupan oksigen bagi organisme perairan lebih sedikit dibandingkan dengan oksigen yang ada di udara. Kondisi oksigen terlarut pada air yang tidak maksimal membatasi aktivitas ikan.

Pada lingkungan perairan yang alami, ketersediaan oksigen bisa dibilang maksimal. Berasal dari difusi atmosfer ditambah dengan produksi oksigen yang terjadi dari proses fotosintetis dalam air. Sehingga bisa dikatakan, ikan jarang mengalami masalah kekurangan atau keterbatasan oksigen.

Tapi lain ceritanya dengan kondisi di tambak. Keberadaan tebar padat supra intensif, jumlah tanaman, hewan dan mikroba justru lebih banyak dibandingkan oksigen yang ada. Sehingga oksigen cepat habis. Di sinilah aerasi punya peran vital. Aerasi adalah proses penambahan oksigen dalam air dengan tujuan agar oksigen terlarut dalam air semakin tinggi.

Pada prinsipnya ada tiga hal yang mempengaruhi keberhasilan proses aerasi. Pertama, turbulensi di dalam air, rasio perbandingan luas permukaan dan volume air serta seberapa jauh konsentrasi oksigen terlarut menyimpang dari dalam proses saturasi. Ketiga prinsip ini terjadi pada aerator.

Aerator meningkatkan kapasitas udara di dalam air dengan cara menggerakkan atau memecah air sehingga menghasilkan gelembung air. Aerator juga dapat membuat turbulensi yang berfungsi untuk memperbaharui lapisan tipis pada permukaan air dengan cara menggerakkan air yang telah teroksigenasi menjauhi aerator.

Poin prinsip ketiga, soal penyimpangan oksigen terlarut saat saturasi, ini yang sedikit rumit tapi wajib diperhatikan para proses kerja aerator. Perbedaan tekanan parsial oksigen dapat ditingkatkan dengan cara menaikkan konsentrasi saturasi, menurunkan kadar oksigen atau keduanya. Khusus pada aerator yang bekerja untuk menghasilkan percikan atau menyemprotkan air ke udara, saturasi konsentrasi oksigen diatur oleh tekanan atmosfer, suhu dan salinitas (tingkat keasinan atau kadar garam terlarut pada air).

Tambak intensif. Foto: blogspot.co.id

Sayangnya, dalam budidaya tambak, petambak tak dapat memodifikasi variabel lingkungan untuk meningkatkan perbedaan tekanan parsial dan memaksimalkan kinerja aerator. Meskipun demikian, pengukuran kadar oksigen terlarut dalam kolam tambak dapat diukur secara diurnal (berdasarkan aktivitas hewan dan tumbuhan pada siang hari). Sehingga petambak dapat mengontrol kecepatan transfer oksigen oleh aerator.

Prinsip pengukuran kadar oksigen secara diurnal, contohnya: jika aerator dioperasikan pada sore yang cerah, ketika air jenuh, maka oksigen akan hilang. Oleh karena itu, kecuali tujuannya fokus untuk menghilangkan oksogen dari air atau hanya untuk mencampur air, air jenuh tak boleh diaerasi.

Kedua, tingkat transfer oksigen terbesar ketika konsentrasi oksigen terlarut yang diukur sangat rendah. Bahkan, kecepatan transfer oksigen dapat dimaksimalkan dengan menunggu sampai konsentrasi oksigen berada pada angka 0 mg/L sebelum proses aerasi. Tapi, hal ini bisa berdampak pada kematian ikan. Di sisi lain, mengaerasi air ketika konsentrasi oksigen terlarut saat hampir saturasi sangat boros karena perpindahan oksigen dan efisiensi aerasi sangat rendah dalam kondisi seperti itu.

Jadi tergantung apakah tujuan Anda adalah mengoptimalkan kesehatan hewan di dalam air dengan cara mengatur oksigen terlarut di ambang batas kirtis atau menghadapi kendala fisik bahwa efisiensi aerator dalam mentransfer oksien dilakukan pada saat penurunan konsentrasi oksigen terlarut mendekati saturasi. (*)

Hubungi Sales Representative kami.

HP: 0823 6063 6356 / 0823 8382 6661

Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia

2.900 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page