top of page
  • Redaktur : Riki Suharda

Virus Sindrom Bintik Putih


Penyebab penyakit bintik putih pada udang adalah virus sindrom bintik putih, sebuah virus DNA besar sebagai satu-satunya anggota dari genus Whispovirus (famili Filoviridae). Virus ini hanya menginfeksi krustasea dan tampaknya tidak berhubungan dengan virus lain yang sudah dikenal sebelumnya. Semua krustasea berkaki sepuluh (ordo Decapoda), termasuk udang, lobster dan kepiting laut, payau atau air tawar, dianggap rentan terhadap infeksi virus ini. Penyakit ini umumnya menjadi masalah pada udang di tambak.

Virus ini diketahui terjadi pada lingkungan air tawar, payau dan laut. Kematian massal pada udang yang cepat telah dilaporkan di banyak negara hingga 80 persen atau lebih dalam waktu tiga sampai 10 hari ketika virus menyerang.

Semua tahap kehidupan udang berpotensi rentan, dari telur sampai induk. Penularan secara vertikal terjadi melalui induk yang terinfeksi kepada telur dan penularan horisontal penyakit biasanya melalui kanibalisme antar udang yang sakit atau sekarat, bisa juga secara langsung melalui air yang terkontaminasi.

Virus juga bisa terbawa melalui moluska laut, cacing, Artemia salina, copepoda, hewan arthropoda non-Crustacea dan larva serangga. Burung juga dapat menularkan penyakit dari satu kolam ke kolam lain ketika ia melepaskan udang bervirus yang ditangkapnya dan jatuh ke kolam lain.

Virus sindrom bintik putih ini dapat hidup dan mempertahankan daya penularannya dalam air laut pada suhu 30ºC selama minimal 30 hari dan setidaknya empat hari di kolam.

Perkembangan virus dan penyakit biasanya disebabkan oleh kondisi lingkungan dan pengolahan tambak seperti ablasi, pemijahan, perubahan salinitas, suhu dan pH. Penurunan kualitas air yang disebabkan beberapa plankton yang mati masal juga dapat memicu faktor White Spot Syndrome, dan hal ini dapat mempengaruhi daya tahan tubuh dari udang dan berpotensi terserang virus atau penyakit.

Diagnosis

Penyakit ini sering menyebabkan timbulnya kematian massal secara cepat (80 persen atau lebih) pada periode perkembangan udang.

Tanda-tanda lain dari penyakit ini adalah udang menjadi lesu, tidak nafsu makan dan udang sering berkumpul sekarat di dekat permukaan air di tepi kolam atau tangki.

Gejala klinis

  • Karapas kendur

  • Variasi warna yang tinggi pada tubuh udang, dengan dominasi gelap pada permukaan tubuh (merah-coklat atau merah muda)

  • Pembusukkan pada kulit dan insang

  • Adanya garis putih pada perut

  • Penumpukan kalsium putih yang di cangkang yang menyebabkan bintik-bintik putih 0,5-3,0 mm

Udang dengan penyakit bintik putih/white spot mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda klinis yang khas. Jika ada, hanya akan terlihat bintik-bintik putih pada insang berukuran kecil mm sampai berbentuk piringan.

Yang paling mudah diamati dengan melepaskan kutikula diatas cephalothorax, dan mengarahkan kutikula ke arah cahaya. bintik-bintik putih di kutikula tidak dapat diandalkan, bahkan untuk diagnosis awal penyakit white spot karena titik yang sama dapat diproduksi oleh beberapa bakteri, alkalinitas tinggi dan kondisi menular atau lingkungan lainnya.

Untuk penanganan terhadap penyakit secara langsung hingga saat ini tidak ada obat untuk menangani infeksi Virus White Spot karena sistem imun udang yang tidak terorganisir. Namun pencegahan dapat dilakukan dengan menurunkan tingkat stress dan menghindari terbentuknya luka pada kutikula. Selain itu juga dilakukan dengan menurunkan suhu air dalam kolam, karena sintesis protein virus dipengaruhi oleh suhu.

Memperhatikan kualitas pakan serta penambahan suplemen seperti multivitamin dan vitamin C juga dapat diberikan pada udang agar daya tahan tubuh udang lebih meningkat dan tahan terhadap penyakit.

Semoga Bermanfaat!

Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224

373 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page