top of page
  • Redaktur : Riki Suharda

Induksi Reproduksi Pemijahan Ikan


Dalam pembudidayaan perikanan, ada beberapa jenis ikan yang tidak mudah berkembang biak di penangkaran atau tambak karena kondisi lingkungan atau iklim yang berbeda dengan habitat aslinya di alam, seperti suhu air atau jenis substrat. Bisa dikatakan, kondisi ini dapat menyebabkan stres hingga menganggu proses reproduksi ikan tersebut.

Maka dari itu, kebanyakan ikan di tambak tidak selalu mampu melakukan reproduksi pada saat yang paling menguntungkan karena itu terkadang perubahan atau rekayasa siklus pemijahan dipertimbangkan.

Ada berbagai cara yang sudah dilakukan oleh para petambak perikanan yang mengerti jelas proses pemijahan. Dengan menerapkan pemijahan buatan dapat mempercepat produksi ikan di sebuah tambak atau hatchery. Hal ini dilakukan untuk mengejar target pasar agar kebutuhan konsumen terpenuhi.

Ada dua strategi utama yang digunakan untuk menginduksi reproduksi. Yang pertama adalah dengan cara menyediakan lingkungan yang mirip dengan kondisi pemijahan secara alami. Lele misalnya, suka bertelur di ruang tertutup seperti kayu berongga. Seorang petani dapat mensimulasikan kondisi ini dengan meletakkan kaleng susu di kolam. Banyaknya vegetasi dan suhu yang hangat biasanya cocok untuk ikan mas.

Strategi kedua adalah dengan menyuntikkan hormon reproduksi pada ikan. Hormon disuntikkan kepada induk betina agar memasuki waktu gonad (kematangan) yang bertujuan untuk memaksa induk bertelur. Cara pemijahan ini memang lebih maksimal mengenai jumlah benih yang akan dihasilkan, hormon yang dimasukkan pada induk betina akan membuat jumlah telur yang dihasilkan semakin banyak. Dengan cara menyuntikan hormon untuk mematangkan sel telur kita dapat mengawinkan dan mengontrol populasi telur. Yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi karena ikan bertelur sesuai waktu yang telah direncanakan.

Berbagai hormon luar (eksogen) telah digunakan untuk menginduksi pemijahan, misalnya dengan penyuntikan hormone LHRH (Leutinizing Hormone Releasing Hormone), dan lainnya. Pada dasarnya, upaya ini dilakukan untuk menambah konsentrasi hormone gonadotropin ke dalam darah sehingga mampu menginduksi perkembangan telur dan pemijahan.

Aplikasi hormon sintetik pada ikan dapat dilakukan melalui teknik penyuntikan. Ada 3 cara penyuntikan hormon pada ikan yaitu Intra muscular (penyuntikan kedalam otot), Intra peritorial (penyuntikan pada rongga perut), dan intra cranial (penyuntikan di kepala) (Susanto, 1999). Dari ketiga teknik penyuntikkan yang paling umum dan mudah dilakukan adalah Intra muscular, karena pada bagian ini tidak merusak organ yang penting bagi ikan dalam melakukan proses metabolisme seperti biasanya dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya. Menurut Muhammad dkk (2001) secara intra muscular yaitu pada 5 sisik ke belakang dan 2 sisik ke bawah bagian sirip punggung ikan.

Jenis hormon yang paling populer di Indonesia untuk mendukung reproduksi ikan adalah hormon Ovaprim, banyak dijual di pasaran namun harganya cukup mahal berkisar antara Rp 250.000 - Rp 300.000 per 10 ml. Sebagai alternatif hormon Wova-FH juga bisa digunakan, harganya lebih murah berkisar Rp 180.000 - Rp 200.000 namun dengan fungsi dan kualitas yang hampir sama dalam mempercepat kedewasaan, mempercepat waktu kelahiran terutama pada ikan yang kurang fertil serta mempercepat waktu pematangan.

Semoga Bermanfaat!

Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224

905 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page