Pademi corona sudah berlangsung selama beberapa bulan, namun lalu lintas ekspor produk perikanan Indonesia tetap berjalan, khusus dari DIY produksi perikanan mengalami peningkatan. Frekuensi kenaikan ini terlihat setelah membandingkan data pada bulan Maret tahun 2019 dengan tahun ini, yakni meningkat sebanyak 60%. Kenaikan tersebut kemungkinan disebabkan oleh harga jual yang baik serta nilai dolar yang meningkat.
Sumber: liputan6.com
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Yogyakarta (BKIPM) Yogyakarta, Hafit Rahman menjelaskan adanya tren kenaikan pengiriman produk perikanan dari Yogyakarta dilihat dari data perbandingan di bulan yang sama pada tahun 2019 dan 2020.
Menurutnya pada Maret tahun lalu jumlah pengiriman ekspor produk perikanan dari Yogyakarta 25 kali pengiriman, sedangkan pada Maret tahun ini mengalami kenaikan sebanyak 61% yaitu 41 kali pengiriman.
Ia juga mengatakan komoditas perikanan yang dominan diekspor di tengah pandemi ini adalah tuna kaleng sebanyak 120,4 ton, selanjutnya udang beku sebanyak 68,14 ton dan beberapa komoditas lain seperti tuna rebus beku, lobster beku, kerajinan cangkang kerang, sirip hiu kering dan sejumlah kerajinan dari kulit pari.
Hafit mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah faktor lain yang menyebabkan kenaikan ini. Dari beberapa faktor, diketahui yang paling dominan adalah karena harga jual produk yang naik serta dolar juga naik.
Tidak hanya harga jual yang meningkat, pemeriksaan lalu lintas pengiriman juga meningkat. Ikan dilakukan pemeriksaan secara ketat selama pandemi demi memberikan produk perikanan dengan jaminan mutu yang baik sebelum diekspor.
Comments