Seperti yang kita ketahui, kemarau memberikan pengaruh buruk bagi tambak udang, yakni dapat meningkatkan salintas yang berujung kepada stresnya udang yang dibudidayakan.
Ternyata, musim hujan juga memberikan efek yang buruk bagi tambak. Pasalnya, tambak yang tercampur dengan air hujan terlalu banyak akan mengalami keadaan penurunan salinitas yang cukup drastis.
Sumber: kabarsumbawa.com
Selain salinitas, beberapa parameter lainnya juga ikut turut menurun. Seperti suhu dan pH air. Keadaan ini tentu bukanlah sesuai yang baik, terutama bagi pertumbuhan udang.
Salinitas yang rendah tentu memberikan efek negatif bagi metabolisme udang, sehingga udang menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit. Hal ini diperparah dengan keadaan pH yang semakin menurun.
Kadar pH di bawah rata-rata menjadikan air tambak memiliki sifat asam. Tambak yang memiliki sifat asam sangat mudah dalam mengundang vektor penyakit seperti bakteri dan virus.
Salah satu bakteri yang dapat timbul pada tambak yang memiliki kondisi asam adalah bakteri vibrio. Bakteri ini menyebabkan udang kehilangan nafsu makannya, hingga metabolisme udang mengalami gangguan.
Gangguan yang ditimbulkan membuat udang menjadi rentan terhadap serangan penyakit. Pada intinya, bakteri ini tidak menyerang udang secara langsung, melainkan membantu vektor penyakit lainnya untuk turut menginfeksi udang hingga udang mati.
Baca Juga: