top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

Punya Antibeku, Ikan Ini Dapat Hidup di Daerah Paling Dingin di Bumi


Ikan es sirip hitam dari Antartika (Chaenocephalus aceratus) termasuk hewan luar biasa yang habitatnya berada di laut terdingin bumi. Spesies ini memiliki kemampuan bertahan hidup di bawah titik beku air tawar, atau suhu di bawah 0 derajat celcius.

Kaunikan lain dari ikan ini adalah tidak memiliki hemoglobin atau sel darah merah. Daya tarik inilah yang membuat ilmuwan penasaran dan ingin menelitinya. Untuk itu, tim peneliti internasional telah memetakan lebih dari 30.000 gen C. Aceratus dengan tujuan untuk memahami bagaimana hewan ini berevolusi sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrim.

Sumber: kompas.com

Dengan keunikannya yaitu tidak memiliki gen hemoglobin, sehingga tubuh mereka tidak menghasilkan sel darah merah yang bertugas untuk membawa oksigen ke dalam dararah, yang akhirnya membuat darahnya berwarna putih pekat.

Dengan kata lain, mereka dapat disebut mengalami anemia terus menerus selama hidupnya. Selain tak memiliki sel darah merah, ikan ini juga memiliki hati yang berukuran besar serta tulang dengan kepadatan mineral.

Walaupun hal ini terdengar aneh untuk kita, tapi semua karakteristik tersebut diyakini para ahli memiliki peran penting untuk kelangsungan hidup mereka.

Sebuah studi yang telah berusia 77 tahun mengungkapkan subordo dari ikan es Notothenioidei menyimpang dari garis keturunannya dan menghasilkan ikan Stickleback yang menjadi cikal bakal ikan C. Aceratus. Sejak terjadinya evolusi itu, ikan es diketahui memiliki beberapa fitur penting.

Beberapa mekanisme penting yang terjadi adalah hilangnya protein pengikat oksigen, termasuk jantung yang menjadi lebih besar dengan peningkatan volume stroke relatif terhadap ukuran tubuh, peningkatan sistem vaskular, serta adanya perubahan morfologi (struktur tubuh).

Evolusi ini menguntungkan mereka dalam mengembangkan kemampuan untuk memproduksi protein yang berfungsi sebagai antibeku. Kemampuan inilah yang dapat membuat mereka dapat bertahan hidup pada suhu dingin yang ekstrim.

Para ahli juga menyebutkan bahwa evolusi pada ikan es ini juga membuat mereka kehilangan beberapa fitur, termasuk hilangnya gen yang berkaitan dengan ritme sitkadian. Hilangnya fitur ini diakibatkan dari kebiasaan hidup mereka yang berada terus menerus di lingkungan yang tidak terpapar cahaya.

Baca Juga:

605 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page