top of page
Redaktur: Audri Rianto

Tsunami Hancurkan Produksi Udang di Banten dan Lampung


Beberapa waktu lalu bencana tsunami sempat melanda provinsi Banten dan Lampung yang telah memakan banyak korban jiwa. Tidak hanya itu, sebagian besar tambak dan hatchery (pembenihan) udang juga ikut rusak tak tersisa.

Waiso, selaku Ketua Asosiasi Pembenihan Udang (APU) Lampung menyatakan produksi udang di Banten dan Lampung diprediksi akan mengalami penurunan yang signifikan selama 3 hingga 4 bulan ke depan. Penyebab utamanya adalah hatchery yang ada di pesisir Banten dan Lampung Selatan rusak parah akibat terjangan tsunami.

Sumber: trobosaqua.com

Kerusakan tersebut mengakibatkan pasokan benur menjadi terganggu, walaupun tambak pembesaran yang ada di pesisir kedua provinsi tersebut tidak banyak mengalami kerusakan.

Sekitar 84 unit usaha anggota APU Lampung Selatan mengalami kerusakan fisik bangunan, kehilangan benur yang masih dalam proses pemeliharaan, kehilangan induk dan lenyapnya sarana produksi lainnya.

“Nilainya bisa mencapai miliaran. Sementara kerugian tidak langsung berupa kehilangan produksi hatchery dalam beberapa bulan mendatang. Untuk di Lampung Selatan saja, potensi produksi benur mencapai 300 juta ekor per bulan. Jika recovery membutuhkan waktu sekitar 6 bulan, maka akan kehilangan potensi produksi benur sebesar 2 hingga 2,5 miliar ekor”, ujar Waiso.

Di tempat lainnya, tim Iptek Forum Komunikasi Praktisi Aquakultur (FKPA) Bambang Nurdiyanto menambahkan dari sisi budi daya pembesaran udang maka akan terjadi hambatan dalam menjalankan proses budi daya karena tidak tercukupinya pasokan benur.

“Nilainya dapat mencapai ratusan miliar rupiah. Dampak lainnya adalah berkurangnya serapan pakan udang. Potensi kehilangan serapan pakan udang dapat mencapai 6.000 ton per bulan”, kata Bambang.

Bambang juga meyakini bahwa kejadian ini tentu akan memengaruhi tingkat produksi udang nasional. Dipercaya bahwa produksi udang di Indonesia bakal turun sekitar 10 hingga 15 persen.

Kendati demikian, Bambang menilai bahwa pasar untuk udang Indonesia tidak terlalu mengalami gangguan, jika produksi udang bisa dihasilkan dari daerah lain.

Pasca bencana ini, Bambang berharap pemerintah segera memberikan solusi jangka pendek dengan membuka akses untuk mendapatkan benur hatchery yang berada di daerah lain agar proses budi daya tetap berjalan.

Baca Juga:

81 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page