Sampai saat ini, penyakit menjadi momok menakutkan bagi para pengusaha tambak. Karena infeksi penyakit yang tidak ditangani dengan segera akan meningkatkan kematian udang hingga 100 persen dan tentu akan menyebabkan kerugian.
Penyakit udang yang biasa dijumpai adalah penyakit bintik putih (White Spot Deseas). Penyakit ini juga merupakan penyakit mematikan setelah penyakit kotoran putih. Sama seperti penyakit kotoran putih, penyakit ini juga cenderung menyerang organ pencernaan udang dan beberapa organ penting lainnya, seperti insang, kutikula epidermis dan jaringan ikat hepatopankreas.
Sumber: abc.net.au
Akibat penyakit ini, udang jadi tidak nafsu makan dan kemudian terjadi kematian udang secara massal.
Balai Riset Perikanan Budi daya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros – Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), melakukan penelitian dengan menggunakan bakau sebagai bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan obat untuk penyakit bintik putih pada udang.
Penelitian yang bertajuk ‘Herbal Mangrove Sebagai Alternatif Pencegahan Penyakit Udang’ dilakukan oleh Ir. Muliani, M. Si beserta timnya. Mereka meneliti jenis mangrove yang mengandung anti Vibrio dan White Spot Syndrome Virus (WSSV) sebagai alternatif pengobatan yang ramah lingkungan.
Penelitian yang dimulai dari tahun 2013 itu diawali dengan melakukan screening terhadap beberapa tanaman mangrove sebagai penghasil antibakteri. Pengambilan sampel dilakukan di Kab. Maros, Pangkep, Luwu Timur, Takalar, Barru dan Bone.
Tahun 2014, penelitian dilanjutkan dengan mencoba ekstrak mangrove terhadap benih udang windu. Pada 2015, penellitian dilanjutkan dengan mengkaji metode pemberian ekstrak yang lebih efektif dan efisien, yaitu dengan sistem perebusan tepung mangrove dan mencampur hasil ekstraksi metanol dan fraksinasi ke dalam pakan.
Pada tahun 2016, penelitian kembali dilanjutkan dengan mengkaji perbedaan konsentrasi ekstrak mangrove dalam pakan. Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang luarbiasa, karena diketahui terjadi peningkatan sistem imun udang secara signifikan dengan memberikan ekstrak mangrove dalam pakan.
Penelitian ini masih berlanjut pada 2017 dengan mengkaji sistem ekstraksi dengan perebusan daun mangrove yang masih basah dan tidak lagi menggunakan hasil tepung daun mangrove.
“Hingga saat ini, penelitian difokuskan pada aplikasinya di tambak. Melalui penelitian ini, kami juga berhadap kelestarian mangrove tetap terjaga dan mari kita galakkan kembali penanaman mangrove pada daerah-daerah yang tidak ditanami”, tutup Muliani.
Baca Juga: