top of page
  • Redaktur: Maulina Siregar

Pentingnya Pencahayaan pada Pemeliharaan Stadia Larva Ikan Kerapu Muara


Ikan kerapu termasuk satu komoditi perikanan yang sangat potensial, baik untuk pasar domestik maupun internasional. Budidaya atau tambak ikan kerapu menjadi peluang bisnis yang menjanjikan mengingat harganya yang cukup tinggi di pasaran. Plus, dalam budidayanya ikan kerapu dikenal memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga mampu memenuhi permintaan yang tinggi. Atau dengan kata lain, cocok untuk produksi massal dan bisa melayani permintaan konsumen yang ingin ikan kerapu dalam keadaan hidup karena akan terasa lebih segar dan berkualitas saat dikonsumsi.

Ikan kerapu banyak jenisnya, termasuk ikan kerapu muara/balong (Epinephelus coioides), namun umumnya dibudidayakan dalam keramba jaring apung atau kolam tanah. Pemilihan benih dan pemijahan sangat menentukan kesuksesan budidaya kerapu. Secara alami, kerapu muara/balong biasanya akan memijah antara bulan April-Mei. Atau pemijahan biasanya akan sejalan dengan ritme peredaran bulan. Telur akan dilahirkan satu minggu sesudah atau sebelum bulan baru, atau mendekati momen bulan purnama.

Nah, ketika proses pemijahan secara alami tak berhasil, maka pemijahan buatan menjadi pilihan. Ikan kerapu balong betina dan jantan disuntikkan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dengan dosis 500-700 IU/kg berat masing-masing. Setelah injeksi, ikan ditebar pada kolam bersuhu 28 derajat Celcius-28,5 derajat Celcius. Penetas biasanya mulai pemijahan sekitar 36 jam sampai 48 jam setelah injeksi.

Setelah pemijahan menghasilkan telur-telur kerapu muara/balong, telur dikumpulkan dan dibersihkan. Telur harus dibersihkan 3 jam setelah pemijahan. Telur diinkubasi dalam kolam dengan kadar aerasi normal. Larva yang baru menetas dikumpulkan dari permukaan air menggunakangelas kaca dalam waktu tiga jam setelah menetas. Larva kemudian dipindahkan ke tangki pemeliharaan larva.

Pembenihan ikan kerapu.

Pemeliharaan larva sebaiknya menggunakan tangki beton dengan ukuran 4m x 2,5m x 2,5 m. Dan sangat diperlukan pencahayaan buatan. Perlu diketahui, salah satu penyebasalah satu faktor tingginya tingkat kematian pemeliharaan larva kerapu adalah arva terlambat memulai aktivitas makan atau rendahnya daya mangsa larva. Oleh karena itu unsur pencahayaan adalah penting untuk membantu larva dalam menangkap mangsa terutama pada malam hari.

Waktu pencahayaan proses pemijahan:

  • Pada hari ketiga ketika larva mulai makan, dimulai pada pukul 07.00 hingga 24.00.

  • Kemudian pada hari keempat hingga keenam, mulai pukul 07.00 hingga 22.00

  • Kemudian pada hari ketujuh pada pukul 07.00-22.00, selanjutnya mulai dari hari kedelapan hingga seterusnya digunakan pencahayaan alami.

  • Larva bisa segera makan ketika mulutnya bisa terbuka.

Berikut cara memberi makan larva kerapu muara/balong :

  • Beri makan larva dengan rotifera atau artemia berukuran 160-180 mikrometer.

  • Ketika larva sudah mencapai ukuran 3-20 milimeter, beri makan dua kali sehari dengan pakan rotifera atau artemia berukuran 180-200 mikrometer.

  • Saat panjang larva mencapai 5-8 milimeter, 8-20 milimeter, dan di atas 20 milimeter, diberi makan hampir terus-menerus dengan microfeeds berukuran 140-410 mikrometer, 315-580 mikrometer dan 479-800 mikrometer.

  • Dan saat larva mencapai ukuran 6-25 mm, larva kerapu muara/balong dapat mengonsumis Nauplii Artemia selama satu sampai tiga jam pada saat sore hari. (*)

Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 60830602 Up. Cherrie Gisela

300 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page